Loading...
INDONESIA
Penulis: Bayu Probo 09:29 WIB | Kamis, 26 Desember 2013

Doa Bersama Peringati Sembilan Tahun Tsunami Aceh

Kuburan massal korban tsunami Aceh. (Foto: Antara)

BANDA ACEH, SATUHARAPAN.COM –  Keluarga besar wartawan di Banda Aceh dan sekitarnya menggelar doa bersama sembilan tahun terjadinya bencana tsunami, terutama untuk jurnalis yang menjadi korban tewas pada bencana 26 Desember 2004 tersebut.

Doa bersama dipusatkan di Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh di Banda Aceh, Rabu (25/12) malam, dihadiri puluhan wartawan beserta keluarga.

Acara itu dipimpin Tgk Sukri Daud, juga dihadiri dua mantan Ketua PWI Aceh Adnan NS dan Dahlan TH serta anggota DPR RI dari Komisi III HM Nasir Djamil yang juga mantan wartawan, serta mantan anggota DPR RI Karimun Usman.

Ketua PWI Aceh Tarmilin Usman mengatakan kegiatan tersebut merupakan agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun. Selain mendoakan, kegiatan itu juga untuk mengenang wartawan korban meninggal dunia bencana gempa dan tsunami yang terjadi sembilan tahun lalu.

“Setiap tahun kami melaksanakan dengan tujuan untuk mengenang kerabat, sahabat sesama wartawan yang telah mendahului berpulang ke Rahmatullah ketika gempa dan tsunami 26 Desember 2004,” katanya.

Ia mengatakan, ada sekitar 103 orang dari keluarga besar wartawan di Aceh yang menjadi korban jiwa bencana tersebut. Sedangkan yang tercatat di monumen di depan Kantor PWI Aceh tertulis 27 nama wartawan korban meninggal dunia akibat tsunami.

“Mungkin kalau ditelusuri, angka korban dari keluarga besar wartawan lebih banyak. Namun begitu, yang terpenting bagaimana kita  terus mendoakan mereka,” kata Tarmilin Usman.

Sementara, Tgk Sukri Daud dalam tausiah atau ceramah agamanya mengatakan bagi mereka yang meninggal dunia akibat tsunami merupakan rahmat, sedangkan yang selamat atau ditinggalkan justru merupakan musibah.

“Sekarang ini, bagaimana kita-kita yang ditinggalkan atau yang selamat dari bencana tsunami bertaubat dan tidak lagi meninggalkan perintah Allah SWT, terutama salat lima waktu,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, yang selamat juga jangan pernah putus mendoakan mereka yang menjadi korban tsunami, paling tidak mendoakan keluarga sendiri.

“Orang yang meninggal butuh doa setiap saat. Karena itulah mari kita mendoakan semua yang telah mendahului kita setiap saat, tidak hanya pada peringatan tsunami,” kata Tgk Sukri Daud. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home