Loading...
DUNIA
Penulis: Eben Ezer Siadari 20:45 WIB | Minggu, 28 Juni 2015

Dua Hari Jelang Yunani Dinyatakan Bangkrut, Warga Serbu ATM

"Warga Yunani hampir setiap hari pergi ke ATM untuk mengambil uang," kata Rosita Manurung, seorang warga Indonesia yang bermukim di Athena.
Antrian warga Yunani di ATM mengantisipasi kemungkinan dinyatakannya negara itu gagal bayar utang (default) (Foto: AFP)

ATHENA, SATUHARAPAN.COM - Perekonomian Yunani hampir dipastikan bangkrut, setelah menteri-menteri keuangan  zona euro  sepakat bahwa program dana talangan Yunani harus berakhir seperti yang direncanakan pada 30 Juni dan tidak akan diperpanjang.
Keputusan yang diambil pada pertemuan di Brussels pada hari Sabtu waktu setempat (27/6) itu muncul setelah Yunani menolak paket reformasi yang diajukan oleh negara-negara Uni Eropa, bank Sentral Eropa dan IMF, dan PM Yunani, Alexis Tsipras menyerukan diadakannya  referendum terkait rencana reformasi tersebut.

Pemimpin Eurogroup Jeroen Dijsselbloem, yang juga menjabat menteri keuangan Belanda, mengatakan para menteri tersebut kini akan menggelar perundingan tanpa Yunani untuk membahas “konsekuensi” dan “persiapan untuk hal yang diperlukan guna memastikan bahwa stabilitas zona euro masih pada tingkat tinggi.”

“Mengingat situasi tersebut, menurut saya kami bisa berpikiran bahwa meski menyesali, program tersebut akan berakhir pada Selasa malam,” ungkap sang menteri, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita AFP.

Dijsselbloem mengatakan bahwa karena Athena menyerukan referendum dan menolak usulan terbaru dari para kreditor, para menteri tidak bisa memberikan pilihan, membiarkan Yunani tanpa bantuan keuangan untuk pertama kalinya sejak krisis bermula lima tahun lalu.

Perekonomian Yunani dipastikan kolaps bila Bank Sentral Eropa (ECB) mengakhiri pinjaman darurat kepada sistem perbankan Yunani pada hari Minggu (28/06) waktu setempat. Kemungkinan ini diungkapkan oleh sumber BBC dalam laporan yang dilansir media Inggris itu.

Yunani sangat tergantung pada bantuan likuiditas darurat dari Bank Sentral Eropa setelah krisis ekonomi menerpa negara itu. Menurut sumber BBC, Yunani kemungkinan harus "mengumumkan hari libur bank pada hari Senin (29/06)."

Dana talangan alias bailout untuk Yunani, yang dililit utang, akan berakhir pada Selasa (30/06) dan pembicaraan kedua pihak sejauh ini telah terputus.

Perbankan Yunani akan mengalami kesulitan serius dalam waktu dekat, apabila ECB mengakhiri pinjamannya, kata editor ekonomi BBC.

The Guardian menilai, Mario Draghi, Gubernur Bank Sentral Eropa, harus mengambil keputusan paling sulit dalam kariernya pada 48 jam kedepan. Pada tahun 2012 lalu ia berjanji akan melakukan apa pun untuk menyelamatkan zona euro, dan kini ia harus memutuskan apakah ia akan menyelamatkan Yunani paling tidak sampai tanggal 5 Juli, hari diselenggarakannya referendum di Yunani.

Dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat Yunani mulai berduyun-duyun menarik uangnya dari bank. "Warga Yunani hampir setiap hari pergi ke ATM untuk mengambil uang," kata Rosita Manurung, seorang warga Indonesia yang bermukim di Athena, dalam percakapan dengan satuharapan.com via medsos.

Menurut perempuan asal Jakarta itu, penarikan uang dari ATM yang hanya dibatasi 700 euro per hari menyebabkan masyarakat berulang-ulang datang ke ATM demi menyelamatkan tabungan. "Kalau kita ke ATM, tidak langsung bisa mengambil 700 euro. Keluarnya 200 euro dulu. Lalu harus pencet lagi, nanti mesin bicara, capek deh," tutur dia, yang bekerja sebagai perawat di Athena.

Yang membuat antrian jadi memanjang ialah tidak semua ATM dapat beroperasi. Yang paling bisa diharapkan, menurut dia, adalah ATM di mal. "Kalau bukan di mal, ATM-nya kosong, ujar dia.

BBC melaporkan antrian panjang mulai terlihat di sejumlah ATM pada Sabtu (27/06), di tengah kekhawatiran bank-bank tidak akan membuka aktivitasnya pada hari Senin. Menurut The Guardian, masyarakat Yunani mulai 'menimbun' euro karena khawatir bank-bank akan tutup dan mengantisipasi kemungkinan dilakukannya kontrol devisa bahkan pembekuan tabungan. Dan hal itu kemungkinan besar akan dilakukan Yunani apabila Mario Draghi memutuskan ECB tidak akan memperpanjang dana darurat bagi perbankan Yunani.

Sebelumnya, dalam sebuah keputusan yang tak terduga, Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mengusulkan referendum pada 5 Juli untuk menentang pemangkasan anggaran seperti tertera dalam usulan reformasi oleh Uni Eropa.

Dalam paket reformasi yang diusulkan UE itu,  Yunani diharuskan menjalankan reformasi ekonomi, termasuk peningkatan pajak dan pemotongan gaji dan pensiun pegawai negeri. Ini menjadi prasyarat bagi dana talangan berikutnya sebesar 5,2 miliar euro, yang sangat dibutuhkan Yunani..

Tsipras menolak tuntutan tersebut. "Sejumlah mitra (kreditur) mengajukan proposal yang isinya mengultimatum rakyat Yunani. Oleh sebab itu, saya mendorong rakyat untuk menentukan jawaban atas ultimatum pemerasan itu, yang meminta kita menerima syarat pengetatan yang kencang dan memalukan," kata Tsipras, sebagaimana dikutip BBC.

Yunani semakin berada di ujung tanduk karena harus membayar utang jatuh tempo ke IMF sebesar 1,6 miliar euro pada 30 Juni ini, yang tampaknya tak akan mampu dipenuhinya. Jarak antara 30 Juni hingga 5 Juli, ketika diadakan referendum, menjadi tanda tanya besar bagi perekonomian Yunani. Selama masa itu, tidak jelas darimana sumber dana Yunani untuk menjalankan roda pemerintahan.

Itu sebabnya,  nasib Yunani berada di tangan Bank Sentral Eropa  apakah mereka akan terus memberikan pendanaan darurat kepada sistem perbankan Yunani atau tidak, setidaknya sampai 5 Juli. Bagi Christine Lagarde, managing director IMF, karena sebagian besar program bailout Yunani akan habis masa berlakunya pada 5 Juli, maka referendum terkait bailout dan persyaratannya tidak akan berdampak.

 

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home