Loading...
RELIGI
Penulis: Endang Saputra 07:13 WIB | Jumat, 06 November 2015

Dubes Jerman Ingin Belajar Islam ala NU

Dubes Jerman untuk Indonesia Georg Witschel mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) (Foto: nu.or.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN. COM – Dubes Jerman untuk Indonesia Georg Witschel mengunjungi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) jalan Kramat Raya, pada hari Kamis (5/11) sore, untuk belajar Islam ala Nahdlatul Ulama (NU).

Georg mengatakan bahwa Islam yang ada di Indonesia tidak seperti yang ada di Timur Tengah. Di sini Islam tidak hanya dapat bersinergi dengan sesama Islam tetapi non-Islam bahkan negara. Di sisi lain NU juga menjadi garda depan dalam membela kelompok-kelompok minoritas tidak hanya muslim juga non-muslim. Sebab itu dirinya ingin belajar dari NU.

“Jerman mempunyai kesamaan dengan Indonesia, bahwa kebebasan beragama dilindungi oleh negara,” kata Georg, seperti dikutip dari nu.or.id , di Jakarta Pusat, hari Kamis (5/11).

Selain itu, kata Georg menyampaikan keresahan bahwa Islam yang hari ini sering dikaitkan dengan kekerasan, membuat resah negara-negara di mana Islam baru berkembang seperti Jerman.

Menurutnya, Jerman adalah negara Eropa di mana perkembangan agama Islam sangat pesat. Meski tak se-religius Indonesia, lebih dari 2.000 masjid sudah berdiri di Jerman, menandakan negara ini bukanlah sekuler.

Dengan demikian, kata Georg kedatangan dirinya selain bersilaturahmi ke PBNU dan ingin belajar kepada Indonesia khususnya NU terkait cara berislam.

Sementara itu Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengawali pernyataan bahwa NU mengecam kekerasan baik sesama Islam maupun sebaliknya. NU bukanlah Islam Arab, Timur Tengah atau Barat.

“NU menghargai keberagaman, melindungi minoritas, dan menjaga tradisi seperti yang diterapkan Rasulullah dalam Piagam Madinah,” kata dia.

Di akhir pertemuan Dubes Jerman meminta izin kepada PBNU untuk bersedia menjadi pembicara dalam konferensi Internasional, Desember nanti di Jakarta bersama pakar dari Maroko dan Tunisia mengenai radikalisme agama.

Sambung Kang Said, PBNU mendukung langkah pemerintah Jerman dan bersedia memberikan bantuan pendidikan mengenai cara berislam yang saling menghargai, menjaga tradisi lokal, toleran dan cinta damai. Tak hanya itu Kang Said juga menawarkan kepada para takmir masjid yang ada di Jerman untuk belajar dan menambah wawasan keislaman di perguruan tinggi milik NU.

“Kita mempunyai progam studi Islam Nusantara, Islam yang menghargai nilai-nilai tradisi” kata dia.

Rombongan disambut hangat oleh Kiai Said beserta pengurus teras PBNU. Terlihat Sekjen PBNU Helmi Faisal Z, Ketua PBNU KH Marsyudi Syuhud, Ketua PBNU KH Abdul Manan, Bendahara Umum Bina Suhendra, dan Wasekjend Imam Pituduh. Pertemuan ditutup dengan penyerahan plakat NU kepada Dubes Jerman.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home