Loading...
BUDAYA
Penulis: Ignatius Dwiana 22:18 WIB | Senin, 05 Agustus 2013

Ekspresi Keheningan: Imajinasi Tanpa Batas

Ekspresi Keheningan: Imajinasi Tanpa Batas
Salah satu lukisan berjudul Santa Claus.
Ekspresi Keheningan: Imajinasi Tanpa Batas

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ada banyak cara yang bisa digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, dan perasaan. Dan Anfield Wibowo memilih lewat lukisan. Dengan lukisan, Anfied Wibowo yang baru berusia 8 tahun, mengekspresikan perasaannya soal banyak hal. Terutama kesukaannya akan gajah.

“Dia suka gajah. Dari kecil sampai sekarang dia suka gajah. Binatangnya jenaka, jinak. Kupingnya lebar, gendut. Hidungnya panjang dan ramah dengan manusia. Tidak menyeramkan.”

Bakat menggambarnya ini sudah ada sejak ia masih sangat kecil. ”Sejak usia dua tahun saya sudah tahu dia punya bakat menggambar. Dari bagaimana dia pertama kali menarik garis, saya sudah tahu. Dari pertama kali dia membuat garis yakin sekali. Tidak pernah mengulang, tidak pelan, tidak putus, langsung set. Dari titik satu ke titik yang lain itu ketemu. Sejak itu dunianya adalah corat coret. Garisnya tegas sekali.” Kata Mardonisius Tri Cahyo Adi, ayah Anfield Wibowo.

Meski baru duduk di kelas 2 Sekolah Luar Biasa (SLB) B Pangudi Luhur, Anfield sudah bisa menggelar pameran tunggal. Ada 44 karya yang dipamerkan di Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki Jakarta. Seluruh karya yang dipamerkan memakai media kanvas dan menggunakan cat
acrylic. Menurut sang ayah, Anfield mulai menggunakan kanvas sejak November 2011.

Tema pameran tunggal pertamanya ini “Imajinasi Tanpa Batas” berlangsung dari Rabu, 31 Juli – Sabtu, 3 Agustus 2013. Menurut Mardonisius tema itu diambil karena anak-anak punya imajinasi yang sangat luas. “Imajinasi anak-anak yang tanpa batas, tidak kita sangka-sangka. Ternyata, semua jenis anak itu luar biasa. Jadi kita sebagai orang tua atau orang dewasa tidak boleh membatasinya. Tidak boleh mengontrol imajinasinya. Perspektif orang dewasa harus disingkirkan", tuturnya.

Dalam rekaman video pembuatan salah satu karya lukis bertema Santa Klaus, terlihat bagamana ketegasan Anfiled membuat garis-garis di atas kanvas. Ia bahkan menggunakan jari jemarinya selain tentunya menggunakan kuas.

Ketika ditanya lukisan mana yang menjadi favoritnya, Mardonisius Tri Cahyo Adi mengaku menyukai semua karya anaknya. “Karena dia melukis pakai hati. Coraknya berbeda tetapi karakternya sama. Goresannya sama, perpaduan warnanya luar biasa,” katanya.

Kebanggaan sang ayah akan bakat anaknya didukung pula oleh Yus Soesilo, Guru Melukis Anfield Wibowo. Menurutnya, “Anfield adalah anak yang di dunia seni rupa mempunyai potensi luar biasa, terbukti dengan karya-karya murninya. Dia adalah anak yang sangat kuat pribadinya. Tidak mudah dipengaruhi terutama dalam berkarya atau membuat lukisan.”

Ia menambahkan,”Anfield adalah anak super dalam bidangnya dengan segala kekurangannya. Bahkan menurut saya Anfield sudah melebihi anak sebayanya bahkan di atasnya. Mungkin saya sendiri sudah jauh ketinggalan mengingat usia Anfield yang masih belia.”

Lewat "Imajinasi Tanpa Batas" kita bisa merasakan  dan mendengarkan ekspresi Anfield Wibowo yang tinggal dalam keheningan.

 

Editor : Yan Chrisna


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home