Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 16:33 WIB | Rabu, 22 Juli 2015

Eropa ''Diserbu'' Imigran Ilegal

Para Imigran yang melarikan diri dari konflik dan ancaman berusaha mencari hidup yang lebih baik di Uni Eropa. Mereka bahkan menempuh jalan laut yang berbahaya dan menggunakan dokumen palsu. (Foto: dari Frontex)

SATUHARAPAN.COM – Uni Eropa telah diserbu pengungsi dan pencari suaka. Kuartal pertama tahun 2015 menunjukkan jumlah tercatat tertinggi pelintas batas dan tinggal ilegal yang meningkat 180 persen, seperti terungkap dalam laporkan terbaru  FRAN (Frontex Risk Analysis Network / Jaringan Analisis Risiko Frontex).

Situasi itu adalah bagian dari meningkatnya jumlah pengungsi yang melarikan diri dari perang, konflik atau penganiayaan, dan mencari masa depan yang lebih baik di negara-negara lain. Data dari Badan pengungsi Perserikatan Bangsa-bangsa, UNHCR, pengungsi telah melampau 59 juta, jumlah tertinggi sejak Perang Dunia II.

Badan Uni Eropa untuk Pengelolaan Kerjasama Operasional di Perbatasan Luar Negara Anggota, Frontex, telah mencatat sekitar 153.000 migran diidentifikasi di perbatasan eksternal Eropa dalam kwartal pertama. Itu sepadan dengan 149 persen pada periode yang sama pada tahun 2014.

Periode itu terdeteksi 62.000 orang melintas batas secara ilegal, naik 180 persen dari periode sama tahun sebelumnya. Sementara rute utama yang digunakan oleh para migran tidak berubah, namun ada pergeseran pada bagian perbatasan.

Untuk pertama kalinya, tekanan migrasi tertinggi terjadi di Balkan Barat, di perbatasan antara Serbia dan Hungaria, di mana lebih dari 33.000 migran memasuki Uni Eropa.

Dua faktor peningkatan adalah jumlah besar warga negara Kosovo, dan peningkatan yang signifikan dalam jumlah migran yang tiba di pulau-pulau Aegean dari Turki dan kemudian melanjutkan perjalanan mereka di Balkan Barat. Mereka sebagian besar adalah imigran dari Suriah dan Afghanistan.

Periode itu juga menunjukkan jumlah permintaan suaka sebanyak 181.000 aplikasi yang diajukan di Uni Eropa. Mayoritas aplikasi suaka yang diajukan hanya pada tiga negara: Jerman, Hungaria dan Italia.

Uni Eropa mewaspadai peningkatan jumlah migran yang bersembunyi di dalam truk, bus dan kereta api. Ada peningkatan migran di Bulgaria yang bersembunyi pada kereta kargo yang tiba dari Turki.

Ada penurunan sedikit jumlah penipuan dokumen, dan migran yang menggunakan dokumen palsu berasal dari lebih dari 90 negara. Suriah, Maroko dan Nigeria merupakan mayoritas pengguna dokumen palsu. Sementara Lagos adalah bandara embarkasi terakhir bagi pengguna dokumen palsu, dengan lebih dari 180 penipu berangkat ke sana.

3 Rute Utama

Ada tiga rute yang digunakan para imigran untuk mencapai Uni Eropa.

Rute pertama dari  Afrika Utara ke Italia dan Malta.  Sejak tahun 2013, rute ini telah menjadi jalur utama imigrasi ilegal ke Uni Eropa. Sebagian besar tiba di Afrika Utara dari sub-Sahara Afrika dan dari Timur Tengah, terutama dari  Suriah dan Irak. Tahun lalu mencapai rekor tertinggi dengan 170.800 orang melalui rure ini. Frontex memperkirakan pada awal Maret ada 500.000 sampai 1 juta migran bisa tiba tahun ini.

Rute kedua dari Turki ke Yunani dan Bulgaria. Rute ini digunakan imigran datang melalui Turki dan melewati negara anggota Uni Eropa, Yunani dan Bulgaria. Pulau-pulau di Yunani yang dekat dengan daratan Turki, terutama Lesbos, Samos, Kos dan Chios telah menjadi rute utama jalur laut ilegal pada tahun 2015. Pada tahun 2014, tercatat 50.830 migran secara ilegal memasuki Uni Eropa melalui rute Mediterania timur ini, dua kali lebihdibandingkan tahun 2013. Mereka sebagian besar pengungsi Suriah dan Irak, tetapi juga Afghanistan dan Somalia.

Rure ketiga dari Afrika Utara ke Spanyol: Lebih dari 7.840 orang masuk Uni Eropa secara ilegal pada tahun 2014 melalui rute ini. Lebih dari setengah dari penyeberangan menuju kantong di Spanyol, Ceuta dan Melilla, dan pantai Maroko. Imigran yang menyeberangi Selat Gibraltar mencapai 45 persen dari migran ilegal yang tercatat di wilayah itu.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home