Loading...
EKONOMI
Penulis: Sabar Subekti 19:22 WIB | Jumat, 31 Maret 2023

FAO: Gempa Bumi Rusak 20 Persen Produksi Pertanian Turki

Gandum dimuat ke atas kapal kargo di pelabuhan internasional Rostov-on-Don untuk dikirim ke Turki, pada 26 Juli 2022. (Foto: dok. Stringer/AFP)

ANKARA, SATUHARAPAN.COM-Gempa bumi dahsyat yang melanda Turki selatan dan negara tetangga Suriah pada Februari merusak lebih dari 20 persen produksi pertanian Turki, kata badan pangan PBB, hari Jumat (31/3).

Gempa berkekuatan 7,8 pada 6 Februari, dan gempa susulannya, menewaskan lebih dari 55.000 orang dan meninggalkan lebih banyak lagi dalam kondisi yang mengerikan.

Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengatakan, penilaian awal di Turki mengungkapkan "kerusakan parah pada pertanian, termasuk tanaman, ternak, perikanan dan akuakultur, serta infrastruktur pedesaan di daerah yang terkena dampak."

"Gempa bumi sangat berdampak pada 11 provinsi pertanian utama yang mempengaruhi 15,73 juta orang dan lebih dari 20 persen produksi pangan negara itu," katanya dalam sebuah pernyataan.

“Wilayah yang terkena dampak gempa, yang dikenal sebagai 'bulan sabit subur' Turki, menyumbang hampir 15 persen dari PDB pertanian dan menyumbang hampir 20 persen dari ekspor pangan pertanian Turki.”

Diperkirakan gempa tersebut telah menyebabkan kerusakan senilai US$1,3 miliar, melalui kehancuran infrastruktur, ternak dan tanaman, dan kerugian sebesar US$5,1 miliar pada sektor pertanian.

Saat gempa melanda, bangunan runtuh, tanaman rusak, dan hewan mati, tetapi kehancuran yang diakibatkannya juga menyebabkan kekurangan lumbung, makanan, dan vaksin untuk ternak yang selamat.

Kekurangan pekerja juga berdampak, dengan kekhawatiran khusus saat musim panen pada musim panas semakin dekat.

FAO meminta US$112 juta untuk membantu masyarakat yang terkena dampak gempa di Turki, termasuk US$25 juta di bawah seruan PBB yang lebih luas yang dikeluarkan pada bulan Februari untuk memberikan uang tunai, ternak, dan dukungan pertanian kepada 900.000 orang di daerah pedesaan.

“Batas waktu musim tanam sudah dekat. Kami perlu segera mendukung petani kami dengan menyediakan pupuk dan benih,” kata koordinator FAO, Viorel Gutu.

“Ini adalah satu-satunya kesempatan kami untuk mempertahankan tingkat produksi tanaman tahun ini. Kita juga perlu menyediakan pakan bagi hewan untuk menjaga kesehatan dan produktivitas mereka.”

FAO mengatakan lebih dari sepertiga populasi di daerah yang paling terpukul bergantung pada pertanian untuk bertahan hidup. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home