Loading...
SAINS
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 20:57 WIB | Senin, 15 Agustus 2016

Festival Petualang Nusantara V Temukan Spot Baru Wisata Alam Gunungkidul

Tantangan Don Hasman untuk Petualang muda Indonesia
Festival Petualang Nusantara V Temukan Spot Baru Wisata Alam Gunungkidul
Perkemahan Festival Petualang Nusantara V di Pantai Nguyahan Desa Kemadang, Saptosari-Gunungkidul, Minggu (14/8). (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Festival Petualang Nusantara V Temukan Spot Baru Wisata Alam Gunungkidul
Heru Gundul (host Jejak si Gundul, kaos merah) bersama Don Hasman (duduk, berambut putih) saat memberikan pesan-kesan kepada peserta FPN V, Minggu (14/8).

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Hari kedua pergerakan peserta Festival Petualang Nusantara (FPN) V pada Sabtu (13/8) tim yang mengikuti petualangan pilihan susur pantai menemukan beberapa spot baru wisata pantai yang relatif belum terbuka.

Dalam perjalanan kurang lebih dua setengah jam sekali jalan, tim menemukan dua titik pantai yang potensial untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata pantai bersebelahan dengan pantai Nguyahan yang menjadi campsite FPN V. Beberapa peserta melakukan petualangan dengan menumpang perahu nelayan pantai Ngrenehan saat melaut. Pantai-pantai di Gunungkidul terkenal dengan ombaknya yang besar dan pantai berkarang. Perlu keberanian serta kehati-hatian untuk bisa melaut secara aman.

Selain pantainya sendiri yang bisa dikembangkan, track yang menghubungkan antar pantai tersebut bisa menjadi jalur wisata susur pantai yang aman untuk dilakukan wisatawan.

"Dalam perjalan susur pantai, track relatif safe untuk dilalui. Ada beberapa alternatif pilihan jalur sekiranya air laut pasang cukup tinggi dengan melipir ke arah perbukitan yang view-nya tidak kalah menarik. Jalur itu biasa digunakan untuk jalan setapak masyarakat setempat," kata Aji ketua FPN V.

Dengan potensi perbukitan karst, ada beberapa tebing yang potensial dibuat jalur pemanjatan untuk fun climbing bagi wisatawan. Salah satu narasumber FPN V Tedi Ixdiana menemukan banyak tebing potensial. Untuk tahap awal bersama dengan para petualang Tedi berencana menjadikan sebuah tebing untuk dibuat jalur pemanjatan yang berada persis di sisi barat pantai Nguyahan.

Jalan-jalan gratis dan dibayar

Hari ketiga FPN V menawarkan beberapa coaching clinic serta berbagi dengan narasumber. Salah satunya oleh Teguh Sudarisman, travel writer yang membagi pengalaman dan trik membuat video dengan smartfphone untuk catatan perjalanan yang bisa dibagikan kepada masyakarak luas sekaligus menghasilkan uang.

"Saatnya sekarang kita jalan-jalan gratis dan dibayar. Dan itu bisa kita mulai dari sekeliling kita. Manfaatkan teknologi yang ada. Gadget, media sosial, serta jaringan. Tapi jangan lupa untuk mengasah ketrampilan sehingga ada hal-hal baru (tentang perjalanan) itu yang kita tawarkan pada masyarakat," kata Teguh dalam pemaparannya Minggu (14/8).

Youtube, jaringan Net TV, maupun beberapa majalah maskapai penerbangan saat ini menerima tulisan, video dari citizen journalist untuk melengkapai medianya. Bagi netizen, mereka memberikan honor untuk konten yang dimuat dalam medianya.

Blog pribadi, situs maskapai penerbangan, jaringan TV, maupun Youtube saat ini menjadi media yang efektif untuk menyebarkan sekaligus mendapatkan informasi wisata. Di beberapa negara telah memanfaatkan jasa penulis maupun videografer untuk mempromosikan obyek wisata negaranya. Dalam sepuluh tahun terakhir, trend wisata meningkat di berbagai negara termasuk Indonesia. Cepatnya perkembangan teknologi informasi akan membantu dan mendorong promosi wisata.

Tantangan Don Hasman

Di sela-sela coaching clinic, Don Hasman (fotografer senior) memberikan pesan dan pengalaman untuk menambah semangat kepada peserta.

"Mulailah dari kejujuran. Catat. Rekam, tulis, dan sebarkan informasi perjalanan kalian agar masyarakat bisa mendapatkan manfaat. Indonesia itu luar biasa. Cari hal-hal baru dan jangan mengekor pada orang lain. Terpaksanya 'mengikuti', lakukan dengan lebih baik." kata Don Hasman.

Mengalami langsung, mencatat secara detail, serta menuangkan dalam sebuah karya (tulisan, foto, video) yang informatif dan jujur inilah yang menjadi poin Don Hasman. Sekedar gambaran, Don Hasman menghabiskan waktu kurang lebih 37 tahun untuk menghasilkan sebuah buku "The People of Kanekes" yang menggambarkan kehidupan masyarakat Kabuyutan (Baduy Dalam).

Saat membuat tulisan tentang Gunung Tambora, Don Hasman memerlukan melakukan pendakian sebanyak 9 kali untuk mendapatkan bahan tulisan yang detail. Sementara saat memotret kehidupan masyarakat Tengger, dia memerlukan waktu hampir 15 tahun.

"Indonesia itu luar biasa. Ada puluhan ribu pulau di dalamnya. Ada beragam adat-istiadat dan tradisi. Itu semua buku terbuka. Cari hal-hal yang baru. Jangan "mengekor" pada orang lain. Terpaksanya (mengekor), lakukan dengan lebih baik," pesan Don kepada peserta FPN V.

Dalam sesi tersebut Don Hasman memberikan kejutan dengan membuat tantangan kepada peserta FPN V. Don Hasman akan mengajak dua peserta terbaik dari FPN V untuk mendampinginya melakukan perjalanan ke tiga tempat wisata alam-sejarah dunia tahun depan. Ketiga tempat yang rencananya dikunjungi adalah piramid Pachu Micchu di Peru, serta dua wilayah paling selatan di benua Amerika yaitu Puerto Williams (Cile) dan Ushuala (Argentina). Dua peserta akan mendampingi Don Hasman untuk merekam seluruh perjalanan pada tiga tempat tersebut: tulisan, foto, video, atas realitas sosial masyarakat setempat.

Kedua peserta terpilih akan berangkat atas biaya dari Don Hasman dengan syarat memiliki keahlian dalam perekaman, penulisan, pembuatan catatan perjalanan secara runtut. Dalam satu tahun berjalan peserta diharuskan memberikan hasil karya yang signifikan untuk dinilai agar bisa membantu Don Hasman dalam perjalanannya tahun depan.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home