Loading...
RELIGI
Penulis: Francisca Christy Rosana 18:23 WIB | Sabtu, 28 Februari 2015

Fotografer Goenadi Ungkap Relevansi Firman Tuhan dengan Fotografi

Fotografer senior Goenadi Haryanto saat mengisi seminar "Mengenal Firman Allah Lewat Gambar” di Lembaga Alkitab Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (28/2). (Foto: Bonar Hutagalung)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Fotografer senior, Goenadi Haryanto, mengungkapkan firman Tuhan  di awal Alkitab, yakni Kitab Kejadian, relevan dengan fotografi.

“Fotografi perlu cahaya atau terang, dan dunia dalam Kitab Kejadian pun digambarkan berawal dari terang,” ujar Goenadi dalam seminar fotografi bertajuk “Mengenal Firman Allah Lewat Gambar” di Lembaga Alkitab Indonesia, Salemba, Jakarta Pusat, Sabtu (28/2).

“Ini menjadi awal dari bincang-bincang kita tentang fotografi. Terang itu dapatnya dari cahaya. Selain terang, yang dibicarakan dalam fotografi adalah objek dan gagasan,” Goenadi menambahkan. Lebih lanjut, ia mengatakan sebagai  makhluk yang berbudaya manusia perlu mengeksplorasi objek agar gagasan bisa berhasil, itulah yang disebut estetika.

Cahaya, objek, gagasan, estetika, teknik, dan alat lah yang menjadi pertimbangan penting seorang fotografer sebagai dasar untuk mengembangkan talentanya.

Goenadi yang memulai kiprahnya sebagai ‘juru foto’ sejak 1957 mengatakan respons manusia sebagai fotografer ialah memuliakan dan bersyukur kepada Allah melalui talenta sebagai pengabdi gambar. Caranya dengan berbagi  keindahan ciptaan Tuhan maupun peristiwa yang dialami melalui foto agar dapat menjadi berkat bagi sesama.

Salah satu contoh memuliakan Tuhan adalah dengan memotret lansekap. Dengan memotret keindahan ciptaan Tuhan, secara tak langsung manusia telah mengabarkan polesan indah Tuhan yang umumnya tersembunyi. Namun, Goenadi menambahkan, memotret lansekap perlu kesabaran. Terkadang, jika cahaya sedang tak bersahabat, momen seperti sunset tidak dapat terabadikan sesuai ekspektasi.

“Jika memotrer lansekap, terimalah apa yang ada di hadapan kita dan lakukan apa yang terbaik yang bisa kita lakukan,” ujar Goenadi.

Yang terpenting, kata dia, fotografer perlu mempertimbangkan makna cerita dalam objek yang dibidiknya.

“Untuk menyampaikan satu pesan, jangan uraikan satu per satu detail. Potret lah yang khas agar penikmat langsung mengerti apa yang akan dipotret,” ujar fotografer yang telah memotret semua rumah ibadah itu.

Foto lansekap ini, kata Goenadi, juga cocok digunakan dalam momen-momen saat teduh untuk memuliakan kebesaran Tuhan.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home