Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 08:59 WIB | Kamis, 28 Januari 2016

Gelombang Tinggi pada Akhir Januari Bahayakan Pelayaran

Ilustrasi cuaca ekstrem di akhir Januari membahayakan pelayaran. (Foto: bmkg.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yunus Subagyo, mengatakan cuaca ekstrim yang melanda wilayah Indonesia, berpeluang membuat tinggi gelombang laut 4-6 meter yang bisa membahayakan pelayaran, sehingga perlu diantisipasi para pemangku kepentingan.

"Diperkirakan tinggi gelombang itu akan terjadi saat cuaca ekstrem melanda pada 25-29 Januari," kata Yunus di Jakarta, Rabu (27/1) demikian seperti diberitakan Antara

Yunus mengatakan, tinggi gelombang laut itu bervariasi di sejumlah wilayah di Indonesia. Potensi tinggi gelombang 1,25 - 2,5 meter, berpeluang terjadi di perairan barat Pulau Sumatera, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa hingga Bali, Laut Natuna, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Maluku, Laut Banda, Laut Sumbawa, Laut Flores, perairan utara Sumbawa sampai Flores dan Laut Arafuru.

Sementara tinggi gelombang 2,5 - 4.0 meter, masih kata Yunus, berpeluang terjadi di perairan utara Aceh, perairan Kepulauan Natuna, Kepulauan Anambas, perairan selatan NTB-NTT, perairan Kepulauan Talaud, perairan utara Halmahera, laut Halmahera dan Samudera Pasifik utara di Halmahera-Papua.

Kemudian gelombang lebih dari 4 meter, kata dia, berpeluang terjadi di wilayah Laut China Selatan dan perairan timur Filipina.

Menurut dia, pada pergantian bulan Januari-Februari 2016, sebagaian besar wilayah Indonesia akan mengalami puncak musim penghujan, sehingga hujan deras diikuti angin kencang dan faktor pengikut lainnya berpeluang terjadi. Hampir 90 persen Indonesia, akan dilanda puncak hujan dan akan terjadi hingga pekan kedua Februari.

Hujan deras di musim puncak penghujan ini, kata Yunus, dapat mempengaruhi aktivitas transportasi baik di darat, udara dan perairan.

"Pihak terkait misalnya Kementerian Perhubungan perlu mengantisipasi di berbagai moda transportasi agar tidak  membahayakan penggunanya," kata dia.

Hadapi Cuaca Ekstrim, BMKG koordinasi dengan Kemenhub

Untuk menghadapi cuaca ekstrim dan puncak musim hujan berdasarkan informasi dari pemantauan BMKG, maka Kementerian Perhubungan RI langsung melakukan kesiapsiagaan guna meningkatkan keselamatan transportasi darat, laut, dan udara.

“Kita disetiap Direktorat Jenderal Transportasi Darat, Laut, dan Udara, serta Perkretaapian telah melakukan berbagai langkah sebagai antisipasi menghadapi kondisi cuaca ekstrim dan musim hujan guna meningkatkan keselamatan transportasi,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Drs Julius Asravida Barata MM pada Rabu (27/1) di Jakarta, seperti dikutip dari bmkg.go.id.

Ia mengatakan, Menteri Perhubungan RI berharap, perlu adanya sikap siaga di segala sektor transportasi Darat, Laut, dan Udara dan perlu adanya koordinasi dan dukungan BMKG untuk menyediakan informasi cuaca tehadap moda transportasi. Hal ini sangat penting untuk dilakukan.

Untuk sektor Transportasi Laut, Bobby Mamakit, Dirjen Perhubungan Laut mengatakan, telah memerintahkan kepada Syahbandar, Asosiasi Kapal, dan Pengelola Pelabuhan (Pelindo), agar memperhatikan informasi peringatan cuaca dari BMKG serta selalu mengupdate informasi cuaca di website bmkg.

“Selain itu, kita juga telah memerintahkan kepada Syahbandar, agar menunda surat persetujuan berlayar hingga cuaca baik,” kata Bobby. Sama halnya di Sektor Transportasi Udara selalu menggunakan informasi cuaca penerbangan, seperti Airmet (Hazard) dan Sigment (warning).

“Kita selalu menggunakan informasi cuaca dari BMKG, sebelum terbang (penyesuaian flight plan), saat terbang (berupa visibility, kondisi angin, dan informasi daerah manasaja yang terkena dampak cyclone); dan info cuaca setelah penerbangan (pilot melaporkan kepada ATC selanjutnya nanti disampaikan kepada BMKG sebagai bahan update),” kata Novie Riyanto, Direktur Navigasi Penerbangan Dirjen Perhubungan Udara .

Sementara di Setor Perkretaapian, melakukan kesiapan untuk menghadapi musim hujan dan melakukan pencegahan di beberapa wilayah titik longsor.

Terakhir, untuk Sektor Transportasi Darat, Cucuk Mulyana, Direktur Angkutan dan Multi moda Ditjen perhubungan Darat menuturkan, telah melakukan koodinasi dengan BMKG, dan telah meneruskan informasi cuaca dari BMKG sebagai upaya pencegahan dari kecelakaan transportasi.

Editor: Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home