Loading...
INDONESIA
Penulis: Eben E. Siadari 16:59 WIB | Sabtu, 25 Juli 2015

Gereja dan Masjid Bawah Tanah Dibangun Berdampingan di Papua

Gereja dan Masjid Bawah Tanah Dibangun Berdampingan di Papua
Ruang dalam Gereja Oikumene Soteria, gereja bawah tanah di Tembaga Pura, Timika yang dibangun oleh PT Freeport Indonesia. (Foto: demo.analisday.com)
Gereja dan Masjid Bawah Tanah Dibangun Berdampingan di Papua
Sejumlah karyawan PT Freeport Indonesia berfoto di masjid bawah tanah di Tembaga Pura, Timika, Papua (Foto: ramadan.metrotvnews.com)

TIMIKA, SATUHARAPAN.COM - Di kedalaman 1.600 dari permukaan tanah di Grasberg, Tembaga Pura, Timika, PT Freeport Indonesia (PTFI) membangun gereja dan masjid berdampingan. Rumah ibadah itu dipastikan merupakan gereja dan masjid pertama yang berada di bawah tanah di Indonesia.

Kedua rumah ibadah itu diperuntukkan bagi karyawan PTFI yang bekerja di underground perusahaan pertambangan tersebut. Bangunan itu telah diresmikan oleh Pangdam XVII/Cendrawasih, Mayjen TNI Fransen G. Siahaan pada 16 Juni lalu.

“Dalam ajaran Kristen ditekankan cinta kasih dan perdamaian. Tegakkan perdamaian bagi semua orang khususnya masyarakat di lingkungan PTFI, saling menghormati dan hidup secara damai. Agama Islam mengajarkan sikap saling menghargai antara agama satu dengan agama yang lainnya,” kata Siahaan, ketika meresmikan gereja dan masjid itu, sebagaimana dikutip oleh goodngewsfromindonesia.org.

Menurut Siahaan, pembangunan kedua tempat ibadah ini menunjukkan adanya peningkatan iman dan kerukunan umat beragama di lingkungan PTFI.

Sementara itu  General Manager PTFI Nur Hadi Sabirin menyatakan, pembangunan gereja dan masjid yang bersebelahan ini, merupakan refleksi kebersamaan karyawan dalam mencari kehidupan. Melakukan aktivitas sosial dan menjaga kerukunan antarumat beragama di tambang bawah tanah.

Para karyawan bekerja selama 24 jam tiada henti, namun di balik kesibukannya, para pekerja tetap menjalankan kewajiban agamanya masing masing.

“Tempat ibadah ini benar-benar berada di bawah perut bumi dengan kapasitas 200 orang. Gereja diberi nama Oikumene Soteria yang berarti keselamatan. Sementara masjid diberi nama Baitul Munawar yang artinya pintu tempat cahaya,” katanya.

Senior VP Underground Operation, Christopher Zimmer juga menyampaikan ucapan terimakasih atas pembangunan kedua tempat ibadah di bawah tanah yang pertama di Indonesia ini.

“Ini suatu kebanggaan bagi pekerja bawah tanah, untuk itu kita wajib mengucap syukur kepada Tuhan,” katanya.

 

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home