Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 18:35 WIB | Selasa, 17 November 2015

Hasil Akhir G20: Target Pertumbuhan 2018 2 Persen

Penyelenggaraan G20 di resor Mediterania Turki Antalya. (Foto: AA)

ANTALYA, SATUHARAPAN.COM – Para pemimpin ekonomi terbesar di dunia pada Senin (16/11) tetap berkomitmen untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi negara-negara anggotanya rata-rata dua persen pada 2018 mendatang meskipun pertumbuhan tidak merata dan lebih lemah dari yang diharapkan secara global.

"Kami tetap berkomitmen untuk mencapai ambisi kami untuk mengangkat PDB G20 dengan tambahan dua persen pada 2018," kata para pemimpin.

"Prioritas utama kami adalah pelaksanaan tepat waktu dan efektif dari strategi pertumbuhan kami yang mencakup langkah-langkah untuk mendukung permintaan dan reformasi struktural."

Dalam komunike akhir mereka pada pertemuan puncak di Turki, para pemimpin Kelompok 20 (G20) juga mengatakan mereka akan berhati-hati menyesuaikan dan akan berkomunikasi dengan jelas mengenai keputusan kebijakan, menyesuaikan pada sensitivitas pasar keuangan yang telah bergerak dramatis tahun ini sambil menunggu kenaikan suku bunga The Fed.

Menutup Perusahaan Multinasional yang Mangkir Pajak

Para pemimpin dunia juga menyetujui tindakan keras terhadap perusahaan multinasional yang berusaha untuk menghindari pajak seperti Google, Apple, dan McDonalds yang memiliki tagihan pajak tinggi dan telah memicu kemarahan secara luas, seperti yang dilansir dari AFP.

Mereka juga berencana tidak akan memberikan kompensasi di mana biasanya para perusahaan besar mendapatkan keistimewaan dengan membayar pajak rendah, yang dapat membuat wajib pajak biasa marah.

Pemberitaan itu muncul satu tahun setelah “LuxLeaks” dan beberapa perusahaan di dunia seperti Pepsi dan Ikea telah menurunkan tarif wajib pajak mereka sebesar satu persen di pakta rahasia dengan otoritas pajak di Luxemburg.

Presiden AS Barack Obama, pemimpin Tiongkok Xi Jinping, dan Perdana Menteri Inggris David Cameron bergabung bersama pemimpin dunia lainnya dalam mendukung tindakan keras yang disusun oleh negara-negara kaya yang tergabung dalam Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Dalam pernyataan bersama yang disampaikan setelah pertemuan puncak selama dua hari di resor Mediterania Turki Antalya, pemimpin menyatakan bahwa mereka "sangat mendesak pelaksanaan proyek tepat waktu dan mendorong semua negara dan wilayah hukum, termasuk negara yang sedang mendalami proyek, untuk berpartisipasi," seperti dikutip AFP.

OECD menghitung bahwa pemerintah nasional kehilangan USD 100-240 miliar (Rp 1.371 triliun hingga Rp 3.292 triliun), atau 4-10 persen dari pendapatan pajak global, setiap tahun karena mengurangi skema pajak perusahaan multinasional.

15 titik rencana, yang diadopsi setelah bertahun-tahun melakukan perundingan, berusaha untuk mewajibkan perusahaan multinasional membayar pajak di negara tempat kegiatan usaha utama mereka didirikan.

Paket tersebut merupakan "tujuan utama renovasi standar pajak internasional dalam hampir satu abad," kata OECD, yang berbasis di Paris.

Badan amal Oxfam yang berbasis di Inggris mengatakan rencana itu merupakan "langkah maju," seperti dikutip AFP.

"Tapi sampai G-20 mendukung proses reformasi yang benar-benar menangani kompetisi pajak berbahaya, bebas pajak dan perusahaan multinasional akan terus mendapatkan yang paling besar dari sistem ini, dan negara-negara termiskin akan menjadi pecundang terbesar," kata Oxfam dalam sebuah pernyataan.

Badan amal ini mendesak G-20 untuk bekerja dengan PBB, Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia bersama dengan OECD pada generasi kedua dari reformasi pajak untuk bertindak keras. (hurriyetdailynews.com)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home