Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 14:55 WIB | Jumat, 08 April 2016

Hidayat Nur Wahid: Aneh, Abu Sayyaf Mengatasnamakan Islam

Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid. (Foto: Martahan Lumban Gaol)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) Hidayat Nur Wahid mengatakan, jangan kira Indonesia kelebihan uang terkait kelompok militan Abu Sayyaf yang meminta tebusan uang RP 15 Miliar untuk membebaskan sandera 10 Warga Negara Indonesia (WNI).

"Jadi mereka jangan kira Indonesia kelebihan uang. Indonesia aja masih utang ke sana kemari. Apalagi aneh betul kalau yang merompak mengatasnamakan Abu Sayyaf, dan mengatasnamakan Islam," kata Hidayat di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, hari Jumat (8/4).

Selain itu, kata Hidayat bahwa kesalahan yang luar biasa karena Islam tidak pernah mengajarkan untuk melakukan penyanderaan, apalagi yang disandera adalah waga sipil yang gak ada hubungannya dengan perang. Yang disanderapun sebagian juga muslim yang juga miskin.

"Apa urusannya mereka juga gak pernah perang dengan Indonesia kenapa kemudian yang disandera orang Indonesia dan minta tebusan ke Indonesia," kata dia.

"Menurut saya Indonesia memang harus maksimalkan potensinya diplomasinya politiknya  termasuk juga kekuatan militernya untuk memastikan Filipina kalau memang tidak mengizinkan untuk turun langsung membebaskan maka Filipina harus bertanggung jawab betul betul untuk warga negara Indonesia harus bisa memastikan mereka bisa bebas dan kembali ke Indonesia dengan selamat," dia menambahkan.

Dengan demikian, kata Hidayat dirinya sepakat dengan sikap pemerintah Indonesia  untuk tidak tunduk dengan apa maunya para perompak mau para penyandera utk menebus dengan Rp 15 Miliar jadi itu bukan duit sedikit.

"Jadi kalau dipakai buat menyantuni anak- anak Indonesia yang menjadi korban dari kejahatan seksual pun menangani korban narkoba untuk apasaja itu jumlah uang  yang signifikan," kata dia.

Sebelumnya pada hari ‎Sabtu, 26 Maret 2016, kelompok Abu Sayyaf telah menyandera sepuluh WNI yang berada di kapal berbendera Indonesia bermuatan batubara. Mereka meminta uang tebusan sebesar 50 juta peso atau setara Rp 15 miliar.

“Yaitu ini menjadi tantangan pemerintah Indonesia, bagaimana kemudian warga kita selamat dan kedaulatan kita tidak diinjak injak oleh para perompak kedaulatan Indonesia itu tidak hanya terkait dengan beberapa orang itu. Kedaulan Indonesia adalah seluruh Indonesia dan karenanya Indonesia tidak boleh kalah dengan yang melakukan penyanderan, yang tadi saya katakan mereka menggunakan ideologi Islam itu ideologi yang salah. Karena aneh benar Indonesia gak berperang dengan mereka kenapa Indonesia yang disandera aneh benar yang disandera orang Islam juga yang gak pernah punya salah dengan mereka,” kata dia.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home