Loading...
EKONOMI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 18:49 WIB | Selasa, 14 Januari 2014

HNSI: Nelayan Sekarang Berburu Bukan Menangkap Ikan

Ilustrasi nelayan menangkap ikan. (Foto: Antara)

PONTIANAK, SATUHARAPAN.COM - Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Kalimantan Barat menyatakan, saat ini nelayan Kalbar dan Indonesia umumnya harus "berburu" ikan bukannya menangkap ikan seperti tahun 80-an.

"Istilah berburu ikan itu, karena untuk mendapatkan hasil tangkapan ikan yang banyak, sekarang kami harus berburu ikan-ikan, bukannya hanya sekadar menangkap ikan di perairan," kata Sekretaris HNSI Provinsi Kalbar Johanda Junaidi di Pontianak, Selasa (14/1).

Ia menjelaskan, hasil tangkapan nelayan, baik nelayan modern dan tradisional sudah jauh berkurang dibanding tahun 80-an. Berkurangnya hasil tangkapan nelayan, karena ikan-ikan sudah habis diburu oleh nelayan-nelayan asing menggunakan kapal-kapal besar.

"Sehingga nelayan kita hanya kebagian ikan-ikan kecil dan kualitasnya juga rendah, karena ikan besar dan kualitas bagus berada di perairan lepas yang harus memerlukan kapal besar, sementara nelayan kita masih banyak yang menggunakan kapal kecil dan tradisional," ungkapnya.

Menurut dia, untuk ukuran kapal motor sedang, sekali turun paling tidak membutuhkan dana sebesar Rp 5 juta, itu untuk pembelian bahan bakar minyak, es, makanan, dan untuk pinjaman para buruh nelayan.

"Dengan modal awal sebesar itu, sekarang kalau berhasil menangkap ikan paling banyak setengah ton ikan tongkol, yang kalau dijual paling dapat sebesar modal pertama yang dikeluarkan nelayan tadi, yakni Rp 5 juta," ujarnya.

Kalau tahun 80-an, satu kapal motor bisa mendapat ikan sekitar dua hingga tiga ton, sehingga para nelayan bisa membawa pulang uang puluhan juta rupiah, katanya.

"Menurut data yang kami peroleh, hasil tangkapan ikan para nelayan Kalbar turun sekitar 70 persen dibanding tahun 80-an, akibat ikan sudah habis dicuri oleh nelayan asing," katanya.

Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) wilayah perairan Kalbar memiliki tingkat kerawanan yang tinggi, seperti pencurian ikan oleh nelayan-nelayan asing.

Ada tiga wilayah perairan Indonesia yang menjadi primadona pencurian ikan bagi nelayan asing karena kaya akan ikan dan sumber daya kelautan lainnya, yaitu perairan Natuna, perairan Arafura, dan perairan Utara Sulut.

Perairan Kalbar termasuk dalam Zona III bersama Natuna, Karimata dan Laut Cina Selatan dengan potensi ikan tangkap sebanyak satu juta ton per tahun. Jenis ikan bervariasi seperti tongkol, tenggiri dan cumi-cumi.

Luas areal perairan Kalbar sampai Laut Cina Selatan seluas 26.000 km, meliputi 2.004.000 hektare perairan umum, 26.700 hektare perairan budi daya tambak, dan 15.500 hektare laut. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home