Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Francisca Christy Rosana 06:01 WIB | Selasa, 23 Juni 2015

HUT DKI: Deru Laju MRT dan LRT

Merayakan ulang tahun ke-488, satuharapan.com menurunkan tulisan-tulisan tentang Jakarta, mulai Sabtu (20/6) hingga Selasa (23/6).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat saat menjawab pertanyaan yang diajukan terkait dengan persoalan serta solusi mengenai kondisi kota Jakarta. (Foto: Satuharapan.com/Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Usia 488 tahun bukan lagi usia muda bagi DKI sebagai ibu kota yang menanungi lebih dari 10 juta jiwa warga. Kedewasaan harusnya tercermin baik dari aspek fisik maupun mental para warga dan pemerintahnya. Namun, semakin menua, persoaloan yang dihadapi nyatanya semakin kompleks. Kemacetan, misalnya. Persoalan ini telah mengakar sejak DKI bertumbuh pesat akhir 1980-an.

Sedikit terlambat membangun sarana transportasi massal untuk mengimbangi jumlah penduduk yang terus bertambah dan pemasaran kendaraan pribadi yang cukup deras. Sarana transportasi massal berbasis rel pun mulai dipikirkan. Kini Jakarta tengah melaju membangun sarana transportasi berbasis rel, Mass Rapid Transit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT).

Menengok MRT

MRT dibangun dua tahap, yakni tahap I yang membentang sepanjang kurang lebih 15,2 km dari Bundaran HI hingga Lebak Bulus. Terdapat 13 stasiun dalam rute koridor ini, dengan jarak masing-masing stasiun berkisar antara 0,5 kilometer sampai 2 kilometer dengan waktu tempuh satu koridor selama 30 menit. Di koridor I, ada tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah. Stasiun layang tersebut di antaranya Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Sementara itu, stasiun bawah tanah di antaranya berada di Bundaran HI, Dukuh Atas, Setiabudi, Bendungan Hilir, Istora, dan Senayan.

Selanjutnya, pada tahap II, pembangunan MRT sepanjang 8,1 kilometer dilakukan mulai dari Bundaran HI hingga Kampung Bandan. Rencananya ada delapan stasiun bawah tanah. Stasiun bawah tanah menghubungkan antara Bundaran HI dan Kampung Bandan dengan waktu tempuh seama 23 menit.

Seluruh koridor MRT tahap I dan II ditargetkan selesai 2020. Kemudian setelah itu baru akan dibangun koridor MRT jalur barat ke timuryang masih dalam masa uji kelayakan. Jalur MRT barat ke timur rencananya selesai pada 2027.

Menelisik LRT

Selain MRT, transportasi massal berbasis rel lain juga tengah direncanakan dibangun. Light Rel Transit (LRT) atau kereta layang ringan tengah digodog pemprov untuk kemudian diekseusi proyeknya. LRT akan dibangun tujuh koridor, yakni Koridor I Kebayoran Lama – Kelapa Gading sepanjang 21,8 kilometer; Koridor II Tanah Abang – Pulo Mas 17,6 kilometer; Koridor III Joglo – Tanah Abang 11 kilometer; Koridor IV Puri Kembangan – Tanah Abang 9,3 kilometer; Koridor V Pesing – Kelapa Gading 20,7 kilometer; Koridor VI Cempaka Putih – Ancol 10 kilometer; dan Koridor VII Bandara Soekarno Hatta – Kemayoran 18,5 kilometer.

Pembangunan LRT tahap satu dianggarkan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah perubahan (APBD-P) 2015. Pemprov DKI telah menyiapkan Rp 500 miliar untuk pekerjaan fisik. Anggaran akan dicairkan pada Oktober hingga November nanti. Anggaran Rp 500 miliar digunakan untuk pembangunan tiang pancang dan konstruksi jalan. Pembanguna LRT diprioritaskan dibangun pada koridor I dan VII untuk mempersiapkan perhelatan Asian Games 2018 mendatang.

“Cara ini berusaha untuk memberikan sarana transportasi massal guna menekan tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor. Sepanjang kita belum menyediakan transportasi yang bagus, yang nyaman, yang aman, maka kita sulit untuk mengontrol pertumbuhan kendaraan yang masuk,” ujar Djarot.

“Sekarang ini kendaraan yang masuk sehari bisa mencapai 14 – 15 juta kendaraan dan didominasi oleh roda dua. Setiap hari di Jakarta mengeluarkan sekitar 1.600 kendaraan baru. Itu sebagian besar didominasi roda dua,” Djarot menambahkan.

Setidaknya bila satu per satu sarana transportasi massal diperbaiki dan ditambah, masing-masing jenis transportasinya akan menyumbang angka penyusutan kemacetan hingga 30 persen. 

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home