Loading...
RELIGI
Penulis: Kris Hidayat 08:18 WIB | Senin, 13 Oktober 2014

Ibadah Seberang Istana untuk Menghadirkan Keadilan dan Perdamaian

Ibadah Seberang Istana untuk Menghadirkan Keadilan dan Perdamaian
Pendeta Surya Samudera Giamsyah dari GKI Taman Majapahit Semarang tengah menyampaikan khotbah di Ibadah seberang Istana Merdeka Jakarta, Minggu (12/10). (Foto-foto: Kris Hidayat)
Ibadah Seberang Istana untuk Menghadirkan Keadilan dan Perdamaian
Suasana jemaat yang mengikuti peribadatan.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kehadiran jemaat dalam ibadah di seberang Istana adalah karena pergerakan mengikut Kristus yang menghadirkan keadilan dan perdamian. Demikian disampaikan oleh Pendeta Surya Samudera Giamsyah dalam ibadah yang dihadiri jemaat dari GKI Pos kebaktian Taman Yasmin Bogor, jemaat HKBP Filadelfia Bekasi dan simpatisan dari berbagai gereja, Minggu (12/10).

Dalam khotbahnya, Pendeta Surya yang mengambil dari kitab Injil Matius 21:23-32, mengatakan bahwa selain jemaat kristen mula-mula dikenal sebagai umat pengikut Kristus, pada awalnya jemaat juga dikenal sebagai sebuah gerakan Yesus. 

"Christianity ever been recognized as a movement of Jesus Christ, dan pergerakan semacam apakah yang dikerjakan oleh umat Kristen saat ini?," kata pendeta Surya.

Pendeta Surya menjelaskan bila dalam injil Matius dituliskan Yesus Kristus berhadapan dengan para imam yang mempertanyakan darimanakah asal kuasa Yesus, maka ada pertanyaan yang sama juga dipertanyakan dari manakah kuasa ketika jemaat melakukan ibadah di seberang Istana Merdeka.  

"Saya mau katakan, kita hadir (dalam ibadah di seberang Istana) karena kita kristen, kristen berarti pergerakan mengikut Kristus yang menghadirkan keadilan dan perdamaian yang dari Allah. Oleh karena itu itu jangan mandeg, jangan berhenti bergerak.  Sebab Yesus hadir di dunia ini, melawan dosa dan juga melawan dampak dosa," kata Pendeta Surya.

Tentang tantangan dalam jemaat dalam membangun gedung peribadahan, Pendeta Surya mengingatkan bahwa bila jemaat hadir hanya untuk perjuangan sebuah gedung gereja, itu hal yang dangkal dan tidak sesuai dengan kehendak isi hati Tuhan. 

"Ini sebuah pergerakan mengikut Kristus, bukan sedang membangun monument, tetapi movement. Kita datang untuk menghadirkan keadilan dan perdamaian bagi bangsa ini. Manakala, gembok gerbang GKI Yasmin sudah terbuka, dan manakala gembok yang menutup Gerbang HKBP sudah terbuka, jangan berhenti untuk berjuang," kata Pendeta Surya.  

Ibadah di seberang Istana Merdeka ini tercatat yang ke-74 kali dilakukan dan dihadiri  oleh jemaat GKI Pos kebaktian Taman Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Bekasi,  sebagai bentuk perjuangan akan kebebasan beribadah dan  karena kedua jemaat tidak dapat melakukan ibadah di gedung gerejanya.  Walaupun telah mengantungi surat dari Mahkamah Agung kedua gereja masih disegel pemerintah daerahnya. 

Hadir dalam ibadah ini pemuda-pemuda dari Dewan Gerakan Pemuda GPIB, dan mahasiswa dari bergabai perguruan tinggi di Bogor dan Jakarta. Eden Siahaan dari Dewan Gerakan Pemuda (GP) Gereja  Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) yang hadir bersama beberapa pemimpin GP GPIB dan dua orang pendeta GPIB memberikan sambutan dan dukungannya di depan jemaat seusai ibadah dilakukan. 

Juga hadir pendeta HKBP Filadelfia yang baru bertugas, Pendeta Edwin Lubis. Dia baru pertama kalinya datang dengan jemaat.

Dalam sambutannya, Pendeta Edwin Lubis menegaskan kehadiran jemaat adalah untuk perjuangan kebebasan beragama yang tidak saja dihadapi oleh jemaat HKBP Filadelfia dan GKI Yasmin saja, tetapi menjadi masalah bersama bangsa Indonesia.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home