Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 14:53 WIB | Minggu, 15 November 2015

Identitas Pelaku Teror Paris Terungkap: Ismael Omar Mostefai

Seorang perempuan tampak menangis setelah meletakkan karangan bunga di salah satu lokasi pembantaian yang dilakukan teroris di Paris (Foto: USA Today)

PARIS, SATUHARAPAN.COM - Pihak berwenang Prancis mengatakan teroris yang melakukan serangan terkoordinasi di Paris pada hari Jumat (13/11) terdiri dari tiga tim,  yang menurut informasi terakhir, menewaskan 129 orang, dan menyebabkan lebih dari 350 orang mengalami luka.

Surat kabar Prancis Le Monde dan CNN mengidentifikasi salah satu pelaku bom bunuh diri dalam serangan itu bernama Ismael Omar Mostefai. Mostefai tinggal di kota Chartres, Prancis, setidaknya sampai tahun 2012, kata Jean-Pierre Gorges, walikota Chartres yang juga anggota parlemen, sebagaimana dilaporkan oleh CNN.

Penyelidikan juga telah mendapatkan identitas teroris lainnya, yang dikenali sebagai kaum radikal Prancis. Salah seorang memegang paspor Suriah, menjadi petunjuk bagi kepolisian Belgia untuk menangkap tiga orang lainnya yang terkait dengan pembunuhan.

ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Jaksa Paris,  Francois Molins, mengatakan beberapa teroris - mengenakan rompi bunuh diri yang sama - tewas dalam serangan pada Jumat malam, satu di antaranya dibunuh oleh polisi Prancis dan dua orang meledakkan rompi mereka ketika pasukan keamanan masuk ke gedung.

"Kami dapat mengatakan pada tahap penyelidikan kemungkinan ada tiga tim teroris yang terkoordinasi  di balik tindakan barbar ini," kata Molins pada konferensi pers hari Sabtu (14/11).

Molins mengatakan korban tewas menjadi 129, termasuk 89 tewas setelah teroris menyerbu gedung konser Bataclan. Selain itu ada 352 orang terluka, termasuk 99 yang  kondisi kritis.

Nohemi Gonzalez, 20,  menurut laporan USA Today, seorang mahasiswa dari California adalah warga AS yang turut menjadi korban tewas. Ia kuliah di California State University di Long Beach.

Sebelumnya, Mark Toner, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, menegaskan beberapa orang AS juga ikut terluka dalam serangan. "Kedutaan Besar Amerika Serikat di Paris bekerja terus untuk membantu warga Amerika yang terkena tragedi ini," kata Toner dalam sebuah pernyataan.

Wanita Amerika lain, diidentifikasi sebagai Helen Jane Wilson, bekas penduduk New Orleans,  menjalani operasi pada hari Sabtu di sebuah rumah sakit di Paris setelah terluka di kaki, di Bataclan, Associated Press melaporkan.

Molins mengatakan serangan itu dilakukan oleh tujuh teroris yang beroperasi dalam tiga tim yang berbeda tapi sangat terkoordinasi. Ini dimulai di Stade de France, atau Stadion Nasional, pada pukul 09:20 ketika seorang pembom bunuh diri memicu rompinya di luar stadion sementara pertandingan sepak bola persahabatan antara Prancis dan Jerman dimainkan di dalam.

Tak lama setelah itu, seorang pria bersenjata  senapan otomatis melangkah keluar dari mobil hitam dan melepaskan tembakan di arondisemen ke-10 di Paris, menewaskan 15 orang.

Sebuah serangan ketiga terjadi di sebuah bar di arondisemen ke-11 , di mana lima orang tewas dan 8 luka-luka. Salah seorang teroris juga melepaskan tembakan dari sebuah kendaraan hitam di restoran lain, menewaskan 19 orang yang duduk di teras.

Molins mengatakan pihak berwenang telah mengidentifikasi salah satu teroris sebagai seorang Prancis berusia 30 tahun, yang oleh pasukan keamanan  diketahui sebagai orang radikal. Ia berasal dari kota Courcouronnes, 15 mil di selatan Paris, diidentifikasi melalui sidik jari.

Surat kabar Prancis Liberation, mengutip juru bicara pemerintah Yunani, yang melaporkan bahwa paspor Suriah milik migran yang keluar melalui Yunani ditemukan pada tubuh seorang pembom bunuh diri. Wakil Menteri Yunani untuk bidang ketertiban umum, Nikos Toskas, mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan bahwa dokumen yang dikeluarkan oleh Yunani bertanggal 3 Oktober. Tidak jelas apakah nama yang tertera pada paspor adalah teroris yang mati tersebut.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home