Ikan Duyung Tak Seperti dalam Dongeng
SATUHARAPAN.COM – Ikan duyung atau Dugong (Dugong dugon) ini sangat berbeda dengan yang dicitrakan orang tentang putri duyung yang cantik. Binatang menyusui yang hidup di air ini berbentuk bulat panjang. Bibirnya sangat tebal dan berkumis.
"Tangannya" berubah menjadi sirip depan dan sirip belakang menjadi ekor berlekuk di tengah. Kulitnya tebal berkerut-kerut, licin tidak berbulu. Di bawah lapisan kulit terdapat lapisan lemak yang tebal. Dugong bernafas dengan paru-paru. Udara diambil dari permukaan laut, dan dapat bertahan di bawah permukaan laut selama sepuluh menit. Lubang hidung untuk menyedot udara terdapat dikening sehingga tidak harus menyembulkan seluruh kepala ketika bernafas.
Pada siang hari duyung beristirahat di bagian laut yang lebih dalam, dan mencari makan pada malam hari. Makanan utamanya adalah berbagai jenis ganggang dan rumput laut di bagian laut yang dangkal dan bening. Biasanya dia mencabut ganggang dengan mulutnya lalu dikibaskan untuk membersihkan dari kotoran dan kemudian memakannya. Kadang-kadang dia membiarkan rumput laut bertumpuk agar binatang yang menempel meninggalkannya, baru memakannya. Duyung juga diketahui memakan binatang lunak yang ada di laut.
Seekor anak duyung dilahirkan di dalam air setelah di kandungan induk selama 11 bulan. Dia akan segera berenang ke permukaan untuk bernafas. Anak duyung selalu dalam pengawasan induk, dan kadang-kadang digendong di atas punggung atau dipeluk dengan salah satu sirip depan. Perilaku ini juga dilakukan ketika menyusui, karena puting susu berada di bawah sirip.
Ikan duyung kadang disebut sapi laut ini memiliki gigi yang hanya berlapis bahan tanduk yang keras tanpa email. Pada yang jantan gigi seri atas yang tak berakar membentuk sepasang gading yang lurus sepanjang jari orang dewasa. Makin tua duyung makin sedikit giginya. Jumlah gigi mula-mula 32 buah, dan sesudah dewasa tinggal 14 atau kurang. Duyung biasa hidup hingga usia 40 tahun.
Populasi duyung menurun drastis karena penangkapan untuk berbagai tujuan. International Union for Conservation of Nature sebuah lembaga konservasi internasional menetapkan ikan duyung dalam kategori spesies yang rentan kepunahan. Duyung ditangkap untuk diambil dagingnya, lemaknya dijadikan obat, dan gadingnya. Selain itu kerusakan habitat hidupnya membuat mamalia laut ini terus berkurang. Duyung hidup di pantai barat, timur dan selatan Afrika, kemudian di perairan ÂIndonesia, dan pantai Australia utara.
Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) atau Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka telah memasukkan ikan duyung dalam daftar spesies yang dilarang diperdagangkan. (Puslitbang Biologi-LIPI)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Pancasila Jadi Penengah Konflik Intoleransi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Leonard Chrysostomos Epafras ...