Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 18:39 WIB | Rabu, 21 Oktober 2015

Impor Beras, Kado Setahun Pemerintahan Jokowi-JK

Ilustrasi beras yang dipamerkan di Jakarta Food Security Summit 3 di JCC Senayan Jakarta Selatan, Kamis (12/2). (Foto: Dok.satuharapan.com/Diah A.R)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Isu impor beras selama beberapa bulan terakhir ini menjadi perhatian tersendiri bagi publik. Beberapa tekanan baik dari dalam maupun luar pemerintahan membuat Presiden RI Joko Widodo menarik ulur rencana impor beras yang rencananya akan didatangkan dari Vietnam tersebut.

Namun, kali ini keinginan pemerintah untuk tidak melakukan impor beras terpaksa pupus seiring dengan dampak badai El Nino yang berkepanjangan dan pasokan beras yang menipis. Presiden Jokowi  pada hari Rabu (21/10) menyatakan kebenaran kabar pahit tersebut.

“Ini impor itu kita lakukan untuk memperkuat cadangan beras nasional, tetapi bisa ditaruh di Vietnam atau Thailand, bisa ditaruh di sini,” kata dia usai membuka Trade Expo Indonesia ke-30 di Jakarta International Expo Kemayoran Jakarta Pusat.

Namun, pemerintah masih menunggu perkembangan hingga akhir tahun sambil melihat kondisi cuaca di Indonesia. Jika hujan tak kunjung datang hingga akhir Oktober 2015, mungkin beras itu akan dibawa ke Indonesia.

Hingga saat ini, Jokowi belum dapat memastikan berapa banyak beras yang akan diimpor dari Vietnam. “Jadi belum diputuskan (berapa banyak), tapi beras sudah ada, iya (impor),” kata dia seperti yang dikutip dari merdeka.com.

Dalam kesempatan yang berbeda, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla berencana akan melakukan impor beras sebanyak 1,5 juta ton dari Thailand untuk kebutuhan beras miskin atau yang sekarang disebut dengan beras sejahtera (rastra) hingga akhir 2015. Namun, Perum Badan Urusan Logistik menyangkal stok raskin menipis.

Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti bahkan mengungkapkan data untuk rastra masih tersedia sekitar 1,7 ton hingga akhir 2015.

"Sampai kemarin 1,7 juta ton. 600.000 ton bentuk komersil dan 1,1 juta ton medium. Beras medium itu untuk melaksanakan tugas untuk mengisi sesuai kewajiban rastra," tegasnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta.

Menurutnya, rencana impor beras yang diajukan oleh Jusuf Kalla dinilai belum perlu.

"Kami bisa mencukupi kewajiban kepada rastra sampai dengan Desember termasuk dua bulan tambahan. InsyaAllah sampai Desember bisa kami selesaikan semua," tuturnya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Dirjen Perdagangan Luar Negeri Karyanto Suprih mengaku belum mendapatkan instruksi untuk menerbitkan izin impor beras.

"Kalau Wapres sudah bicara pasti ada respon di bawah. Tapi di level saya, saya belum dengar. Kalau Wapres tidak nyampe lah ke saya," kata dia di Jakarta.

Sementara itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengaku bangga karena dalam setahun dia menjadi menteri sama sekali belum pernah melakukan impor beras.

"Tidak ada impor beras selama satu tahun, stok sekarang relatif sama. Sedangkan tahun lalu ada impor 800 ribu ton," kata Andi Amran Sulaiman saat mengisi kuliah umum di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar, hari Rabu (21/10).

Menurut dia, capaian tersebut cukup membanggakan karena di tengah fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan di beberapa wilayah, para petani di Indonesia bisa terus menanam dan memanen.

Bahkan, kata dia, fenomena El Nino tahun ini lebih buruk dibandingkan El Nino yang sempat membuat produksi pangan anjlok pada 1998 dan mengharuskan Indonesia mengimpor beras sebanyak 7,1 juta ton untuk menyokong kebutuhan pangan 205 juta penduduknya.

"Kalau bekerja biasa-biasa saja kan seharusnya dengan penduduk kita yang mencapai 250 juta jiwa sekarang, kita mengimpor sekitar 8,8 juta ton. Tapi faktanya kita tidak mengimpor sama sekali," kata Amran.

Namun, sepertinya Mentan harus menelan dulu rasa bangganya menyusul kabar impor beras dari Jokowi pada hari Rabu (21/10) pagi ini.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home