Loading...
INDONESIA
Penulis: Dr. Sri Yunanto 15:23 WIB | Selasa, 11 Juni 2013

In Memoriam: Taufik Kiemas dan Negara yang Kuat

Tentara membawa jenasah Taufik Kiemas (9/6) (foto: Dedy Istanto)

SATUHARAPAN.COM - Dr H . M. Taufik Kiemas telah meninggalkan bangsa Indonesia. Ia merupakan salah satu tokoh penting dalam transisi demokrasi di Indnonesia. Walaupun ia tidak memegang jabatan eksekutif yang penting, Taufik Kiemas merupakan tokoh nasionalis yang sangat berpengaruh dalam transisi politik yang pada saat itu terancam perpecahan. Selain ancaman separatism, awal reformasi ditandai dengan meningkatnya suhu konflik antar Poros Nasionalis yang dimotori oleh PDIP dan Poros Islam yang dimotori oleh Habibie dengan dukungan ICMI dan sebagaian faksi Golkar. Konflik ini mirip dengan ketegangan politik antara kelompok Islam dan Kelompok Nasionalis pada masa awal pembentukan negara .

Politisi Bertangan Dingin

Taufik Kiemas dengan ketrampilan komunikasi dan jaringan politiknya dan mempunyai pengaruh yang sangat kuat dalam memposisikan PDIP dalam berhadapan dengan Poros Tengah yang pada awalnya menjadi rival politik yang mengalahkannya untuk kemudian menjadi pendukung Megawati yang menggantikan Gus Dur dijatuhkan oleh Poros Tengah . Kerena pengaruh itu, ia dijuliki sebagai sebagai RI 1,5 (satu setengah). Julukan ini mensiraktakan bahwa Pengaruh Taufik Kiemas hanya kalah dari istrinya yang RI 1 sebagai penguasa tertinggi tetapi masih lebih kuat dari wakil Presiden yang sering disebut sebagai RI 2 apa lahi dengan anggota kabinetnya. Dinamika politik yang sulit diduga, menengangkan yang akhirnya berahir dengan damai dan mulus tidak lepas dari tangan dingin seorang Taufik Kiemas.

Tangan dingin Taufik Kiemas kembali terlihat dalam dinamika politik setelah dua kali Megawati dikalahkan oleh mantan menteri dalam kabinetnya "Susilo Bambang Yudhoyono /SBY dan Jusuf Kalla apda Pemilu 2004 dan SBY/ Boediono pada Pemilu 2009. Sementara Megawati masih tampak belum ikhlas dengan kekalahan itu, Taufik Kiemas seakan-akan sudah melupakan kekalhan istrinya dan membangun komunkasi politik dengan SBY. Megawati dan PDIP secara resmi belum mau menerima tawaran koalisi dengan SBY, enggan hadir dalam acara resmi kenegararaan dan tetap secara konsisten berperan sebagai oposisi , Taufik Kiemas , melalui mediator politik Hatta Rajasa yang sama-sama dari Palembangm mulai membangun komunikasi politik dengan Cikeas.

Komunikasi itu akhirnya membuahkan semacam "koalisi terbatas’ dimana kedua partai ini saama-sama mendukung Taufik Kemas dalam memenagkan kursi ketua MPR yang dijabat sampai akhir hayatnya. Rumor politik berkembang bahwa koalisi itu sebenarnya akan berlanjut dalam pencalonan Gubernur DKI dimana Partai Demokrat yang mengusung Fauzi Bowo incumbent yang akan dipasangkan dengan Adang Ruchiyatna kader PDIP. Walaupun dinamika politik di internal Partai Demokrat dan PDIP menentukan lain

Rekam jejak politi Taufik Kiemas sejak reformasi ini bisa dimaknai secara politik dan kebangsaan. Zig- zag politik Taufik Kiemas ini merupakan salah satu kecerdasan politiknya. Ia memperlakukan politik layaknya sebuah "gamewatch" yang harus dinikmati. Ia berpolitik dengan logikanya bukan hatinya. Baginya, sebagaiman yang berulangkali disampaikan "Tidak ada teman dan musuh yang permanen dalam politik" yang permanen adalah kepentingan. Makanya tidak terlalu bermasalah bagi Taufik Kiemas ketika Poros Nasionalis berhadap-hadapan dengan dengan Poros Tengah untuk kemudian berkoalisasi dalam menggolkan istrinya menjadi Presiden. Sama halnya ia bersitegang dengan SBY menjelang Pemilu 2004 untuk kemudian berkoalisi mendukung dirinya menjadi ketua MPR pasa Pemilu 2009.

Memperkuat Bangsa

Dimensi politik ini kemudian meningkat menjadi sikap kenegarawana, ketika jurus-jurus politik Taufik Kiemas tidak hanya untuk memperjuangkan kepentingan partai dan jabatan politik , tetapi telah berkembang menjadi perjuangan dalam isu-isu kebangsaan yang melampaui batas-batas partai, kelompok agama dan etnis. Semangat MPR untuk mengkampanyekan empat Pilar, kebangsaan; Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika, komunkasi politik yang dibangun kepada tokoh-tokoh lintas partai, lintas suku agama dan etnik dan lintas generasi, dan semangat Taufik Kiemas dalam menyuarakan toleransi adalah beberapa contoh langkah-langka politik kebangsaan seorang Taufik Kiemas.

Sejalan dengan langkah politik itu Taufik Kiemas membanguan jembatan antara demarkasi santri dan abangan. Sebagai politisi nasionalis yang dahulu diidentikan dengan Muslim "abangan" Taufik Kiemas mempraktekan ritual Muslim santri sperti akukan sholat dan menunaikan ibadah Haji dan mendukung didirikannya Baitul Muslimin PDI. Ia telah merekonsiliasi potensi permusuhan antara kaum abngan dan kaum santri sebagaimaa biasanya termanifestasi dalam konflik politik . Sikap politik dan keberagamaan Taufik ini kemudian banyak diikuti oleh kader-kader PDIP yang juga menunjukkan sikap dan perilaku yang Islamis, misalnya mantan wakil Gubernur Jawa tengah Rustrinisngsih yang juga mengenakan jilbab.

Pemikiran , sikap dan perlikau politik Taufik Kiemas menunjukkan sebagai seorang negarawan yang ingin menjadikan bangsa ini kuat. Bangsa yang kuat secara politik adalah bangsa yang berehasil mengatasi potensi konflik yang berakar pada perbedaan orientasi politik, suku dan etnis dan orientasi keberagamaan. Beberapa Tahun terakhir ini sikap dan tindak tanduk politik dan kehidupan probadi Taufik Kiemas telah merajut berbagai perbedaa politik, keagamaan yang tentunya memberikan kontribusi yang penting dalam mencegah terjadinya konflik. Keinginan kuat Taufik Kiemas ke Ende tempat lahirnya Pancasila sebelum meninggalkan bangsa Indonesia untuk selama-lamanya mungkin dituntun oleh sebuah ilham nasionalisme sebagai sebuah even simbolis yang melepaskannya menghadap Tuhannya. Dalam perpspektif ideologis genetis, Kampanye Empat Pilar kebangsaan dan perjalananya ke Ende sebagai perjalanan terkahirnya menunjukkan baha Taufik Kiemas bukan hanya anak (menantu ) "biologis" Bung Karno melainkan jua menantu ideologisnya yang berusaha memperkuat bangsa Indonesia yang majemuk sebagai karya politik besar Bung Karno. Selamat Jalan Pak Taufik.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home