Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 22:59 WIB | Minggu, 27 September 2015

Indonesia (Masih) Bermimpi Jadi Penyuplai Kopi Utama di Dunia

Ilustrasi. Sebuah pameran kopi yang diselenggarakan di acara South to South Film Festival di Goethehaus, Jakarta Maret 2014 lalu. (Foto: Dok. satuharapan.com/Diah A.R)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Dirjen PEN) Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak ingin menggeser posisi Brasil sebagai penyuplai kopi peringkat wahid di dunia.

“Indonesia harus bisa menjadi penyuplai kopi peringkat pertama dunia,” kata dia melalui keterangan persnya di Jakarta, hari Jumat (25/9).

Saat ini, Indonesia masih bertengger di peringkat kelima setelah Brasil, Vietnam, Kolombia dan Jerman.

Untuk mengejar ambisi yang masih jauh itu, Kemendag melakukan beberapa langkah seperti menggelar Indonesia Coffee Week pada 28 September hingga 2 Oktober 2015 di arena World Expo Milano 2015 di Milan, Italia.

Kemendag bersama dengan Gabungan Asosiasi Eksportir Kopi (GAEKI) memperkenalkan rasa kopi khas  Indonesia di arena WEM 2015 melalui kegiatan cupping & networking, display khusus dan pembagian kopi gratis selama satu minggu.

Kopi yang disajikan dalam pameran tersebut berasal dari seluruh sentra penghasil kopi di Indonesia yaitu Sumatera, Jawa, Bali, Flores, Sulawesi dan Papua.

Pendekatan yang dilakukan ke kalangan pelaku usaha adalah melalui workshop dan business matching. Perwakilan dagang (Atase Perdagangan dan ITPC) di Italia telah mengundang para pihak yang berhubungan dengan produk kopi baik importir, roasters, barristas, pemilik cafe hingga penikmat kopi. Selanjutnya, mereka dapat mengenal dan berhubungan langsung untuk kerja sama bisnis dengan eksportir kopi Indonesia.

Menurut Nus, Italia merupakan target yang tepat bagi para eksportir kopi karena mayoritas warganya adalah penikmat kopi terbesar di dunia.

Di Uni Eropa, Italia adalah konsumen terbesar kedua di bawah Jerman, dengan konsumsi sebanyak 546,78 ribu ton pada tahun 2014. Potensi yang besar ini, menurut Nus, perlu dibarengi upaya keras menggenjot posisi Indonesia sebagai penyuplai kopi kelima dunia dari 348,83 ribu ton tahun lalu, agar dapat menggeser empat besar penyuplai kopi dunia.

“Budaya minum kopi begitu erat di Italia. Kita kenalkan racikan kopi terbaik nusantara. Kemudian pasar kopi yang begitu tinggi ini hendak kita rebut dan alihkan dari biji kopi menjadi kopi olahan,” kata Nus.

Ekspor kopi Indonesia ke Italia selama lima tahun terakhir mengalami tren positif sebesar 10,14 persen. Tahun lalu, Indonesia mengekspor kopi sejumlah 29,75 ribu ton dengan nilai USD 69,64 juta. Nilai ekspor selama periode Januari-Juni 2015 mmeningkat tajam sebesar 65,86 persen dari USD 26,66 juta menjadi USD 44,21 juta dibandingkan periode yang sama setahun lalu.

Total  perdagangan Indonesia-Italia selama lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan positif sebesar 2,67 persen dengan nilai USD 4 miliar. Hingga Juni 2015, Indonesia mengalami surplus perdagangan sebesar USD 341,75 juta dengan nilai ekspor USD 1,038 miliar. Ekspor ke Italia didominasi minyak kelapa sawit mentah dan yang telah disuling, diikuti produk batu bara, kopi, serta tekstil dan produk tekstil. 

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home