Loading...
OLAHRAGA
Penulis: Prasasta Widiadi 16:16 WIB | Jumat, 19 Agustus 2016

Indonesia Pertanyakan Kelayakan Sirkuit Olimpiade

Ilustrasi: para atlet yang akan berlaga di SEA Games mengikuti upacara pelepasan para atlet yang berlaga di SEA Games 2015 di Gedung Serba Guna Senayan, Jakarta beberapa waktu lalu. (Foto-foto: Dok. satuharapan.com/ Prasasta Widiadi).

RIO DE JANEIRO, SATUHARAPAN.COM – Tim Indonesia mempertanyakan kelayakan sirkuit balap sepeda BMX di Olimpiade Rio de Janeiro, Brazil, yang telah menelan korban cederanya sejumlah atlet saat pertandingan babak perempat final, Kamis, termasuk atlet Indonesia Toni Syarifudin.

"Kami akan mengirim surat kepada pihak ICU (Persatuan Balap Sepeda Internasional) untuk mempertanyakan soal kelayakan dan keamanan sirkuit di Rio de Janeiro ini," kata Ketua Umum PB Ikatan Sport Sepeda Indonesia (ISSI) Raja Sapta Oktohari di Rio de Janeiro, Kamis (18/8).

Ia mengatakan bahwa sirkuti Olympic BMX Center di Rio de Janeiro itu termasuk sirkuti BMX yang ekstrem. Disainernya juga sudah tidak direkomendasikan oleh pembuat-pembuat trek baru untuk merancang trek seperti di Olimpiade ini.

Sejak awal lomba, kata Oktohari yang juga sebagai Ketua Kontingen Olimpiade Indonesia, relatif banyak peserta yang terjatuh hingga cedera, baik karena bertabrakan sesama atlet maupun karena jatuh sendiri.

Penyelenggara juga tidak memperhitungkan soal tiupan angin dalam lomba tersebut yang telah menyebabkan peserta terpelanting. Akibatnya, relatif banyak peserta dalam lomba ini yang sengaja memilih bermain aman di babak-babak awal penyisihan agar tidak terjatuh.

Salah satunya adalah juara Olimpiade dua kali Maris Stromberg dari Latvia yang terjatuh pada "run" pertama, dan mencoba bermain aman pada "run" selanjutnya. Namun, dia akhirnya tidak lolos.

Toni Syarifudin mengalami cedera serius pada tulang bahu kirinya setelah terjatuh dari ketinggian sekitar 2 meter saat melewati salah satu tanjakan dalam "run" kedua babak perempat final putra. Toni akhirnya tidak dapat ikut pada "run" ketiga karena harus menjalani perawatan.

"Tapi anginnya kencang sekali," kata Toni saat keluar dari ruang perawatan darurat dengan tangan dan bahu kiri yang dibalut.

Atlet kelahiran Surakarta 13 Juni 1991 itu kemudian dibawa ke perkampungan atlet untuk perawatan lanjutan dengan didampingi dokter dari tim Indonesia sebelum kembali ke Indonesia.

Selain Toni, sejumlah atlet balap sepeda BMX juga mengalami cedera sehingga tidak dapat melanjutkan lomba, antara lain Alfredo Campo dari Ekuador dan Amidou Mir dari Prancis. (Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home