Loading...
EKONOMI
Penulis: Sotyati 12:51 WIB | Senin, 03 November 2014

Indonesia Trend Forecasting Perkuat Pelaku Usaha Mode Lokal

Trend Forecasting diperlukan berkaitan dengan pencanangan Indonesia sebagai salah satu pusat mode dunia pada 2025.
Pelaku usaha mode dituntut memiliki ramalan tren tersendiri yang dapat digunakan sebagai acuan bagi konsumen dan produsen di tingkat lokal maupun global. Tawaran tren mode yang diperlihatkan dalam Indonesia Fashion Week 2014. (Foto: Dok Indonesia Fashion Week)

SATUHARAPAN.COM – Indonesia Fashion Week, fashion movement yang digawangi Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), membuat Indonesia Trend Forecasting dengan menggandeng BD+A Design dan empat kementerian, yakni Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (kini Kementerian Pariwisata, Red), Perindustrian, Perdagangan, serta Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Perwakilan desainer, asosiasi mode, sekolah mode, media massa, hingga pengamat mode, turut dilibatkan dalam merumuskan konten Indonesia Trend Forecasting di Jakarta, penggal akhir Oktober lalu.

Trend Forecasting diperlukan berkaitan dengan pencanangan Indonesia sebagai salah satu pusat mode dunia pada 2025. Dengan kekuatan serta kekayaan lokal, mulai dari sumber daya alam, budaya, dan manusia, Indonesia memiliki potensi menjadi pusat inspirasi, desain, bahkan produksi bagi industri mode dunia.

Dengan target sebagai salah satu barometer mode internasional, mode Indonesia tidak bisa hanya mencontek produk keluaran brand asing dan terpaku mengandalkan tren global. Pelaku usaha mode dituntut memiliki trend forecasting atau ramalan tren tersendiri yang dapat digunakan sebagai acuan bagi konsumen dan produsen di tingkat lokal maupun global.

Melalui Indonesia Trend Forecasting, pelaku usaha mode dan fashion dapat memberikan tawaran tren yang terinspirasi konten lokal namun tidak lepas memperhatikan tren di tingkat global agar tetap memenuhi selera pasar internasional. Dengan mengangkat unsur lokal, produk Indonesia memiliki keunikan tersendiri yang berbeda dengan produk buatan negara lain. Pada sisi lain, dengan memiliki acuan tren sendiri, Indonesia punya kesempatan menjadi trendsetter, bukan hanya sebagai follower atau pengekor.

Indonesia Fashion Week menyebarluaskan tren versi Indonesia tersebut  dengan memberikan pelatihan, lokakarya, ataupun seminar di kalangan perajin daerah, desainer mode, perusahaan garmen, produsen brand lokal, dan siswa sekolah mode. Semakin banyak pihak yang mengetahui tentang Indonesia Trend Forecasting, semakin banyak pula yang berpotensi mengaplikasikan tren tersebut.

Indonesia Fashion Week 2015

Pertama kali diselenggarakan pada 2012, Indonesia Fashion Week mencanangkan visi menjadikan Indonesia  salah satu pusat mode dunia dengan mengangkat kekayaan sumber daya lokal dan menstandardisasi sumber daya kreatif Indonesia.  Memasuki penyelenggaraan tahun keempat, Indonesia Fashion Week akan dilangsungkan 26 Februari-1 Maret 2015 di Jakarta Convention Center.

Indonesia Fashion Week 2015 akan menampilkan 1920 outfits dalam 32 fashion show yang menampilkan beragam karya desainer lokal dan internasional. Dengan mengarahkan pada B2B (business-to-business) yang fokus pada pengembangan bisnis bagi seluruh pelaku industri mode Tanah Air, perhelatan akbar itu nantinya tak sekadar menggelar fashion show, namun juga mengadakan pameran dagang yang menampilkan 665 label lokal dan internasional dan mengundang 300 buyer lokal maupun internasional. Di dalam perhelatan itu juga akan digelar beragam program, antara lain Indonesia Trend Forecasting, Indonesia Business Fashion Development, dan Indonesia Fashion Design Competition.

Indonesia Fashion Week yang menekankan nilai "local movement" sebagai bagian dari kebanggaan terhadap produk buatan lokal, didukung penuh oleh Kementerian Perindustrian, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perdagangan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, serta institusi akademisi dan asosiasi terkait.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home