Loading...
INSPIRASI
Penulis: Katherina Tedja 01:00 WIB | Minggu, 02 November 2014

Ingat Ibu...

Bahwa engkau terus dan terus memberi… dan seberapa pun saya ingin membalasnya… itu tidak pernah setimpal….
Nenek Fatimah (foto: istimewa)

SATUHARAPAN.COM – Majelis hakim Pengadilan Negeri Tangerang membebaskan Nenek Fatimah (90 tahun) dari gugatan 1 milyar dalam kasus sengketa tanah yang diajukan anak dan menantunya, sementara anak dan menantunya menyatakan banding….

Seorang ibu renta yang digugat anaknya sendiri ke pengadilan telah mengingatkan saya kepadamu, Ibu….

Bukannya saya telah melupakanmu. Namun, ingatan kepadamu begitu natural, seakan-akan engkau tidak pernah meninggalkanku. Desahmu hadir bersama daun-daun luruh yang dipermainkan angin musim kemarau… kadang engkau ada bersama derai hujan yang memuaskan dahaga bumi. Detik mesin waktu adalah engkau yang memperingatkan saya untuk tidak terus menunda-nunda. Dan ketika alarm berbunyi nyaring… tahulah saya… engkau setia menemani pagi saya….

Tetapi, wajah renta yang menerawang jauh dari kursi pesakitan itu, membuat hati menggigil gentar. Apakah saya telah memperlakukanmu dengan baik, Ibu? Apakah saya sungguh dapat memberikan bakti sepadan dengan segala yang engkau telah lakukan kepadaku? Saya tidak seyakin dulu lagi, Ibu… kepergianmu kepada Sang Pencipta telah menyimpulkan semua….

Bahwa engkau terus dan terus memberi… dan seberapa pun saya ingin membalasnya… itu tidak pernah setimpal… Hatimu yang seluas samudra tidak pernah menyimpan untuk diri sendiri, engkau menerima dari seorang anak yang berkelebihan dan menyalurkan kembali kepada anak lain yang sedang kekurangan. Kebahagiaanmu adalah ketika semua anak-anakmu bahagia…

Ibu… Engkau tahu bukan, ibu renta itu tidak bertahan untuk dirinya sendiri... Ia bertahan demi anak-anaknya yang lain. Saya yakin itu, Ibu… karena dia sama sepertimu… juga ibu-ibu lain di semesta ini.

Dalam rentang hidupnya yang panjang, ibu renta itu telah melihat bahwa harta dan warisan telah mencerai-beraikan banyak keluarga. Saudara memusuhi saudara yang lain, bahkan ada yang tidak  saling bicara berpuluh-puluh tahun lamanya. Betapa hancur hatinya… ketika mata rentanya harus menyaksikan itu terjadi di dalam keluarganya sendiri… pada dirinya sendiri…

Dan Ibu… hanya karena saya tidak pernah menggugatmu ke pengadilan… apakah itu berarti saya telah melakukan dengan layak semua bakti saya kepadamu? Ah… hati saya menggigil gentar....

 

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home