Inggris Sebutkan Beberapa Warganya Ditahan di Afghanistan
LONDON, SATUHARAPAN.COM-Beberapa warga negara Inggris ditahan di Afghanistan, kata pemerintah Inggris, hari Sabtu (12/2), dan mereka telah mengangkat masalah ini dengan otoritas Taliban negara itu.
Pernyataan kementerian luar negeri dikutip AFP disampaikan sehari setelah Taliban membebaskan dua wartawan luar negeri yang telah ditahan, termasuk seorang mantan koresponden BBC yang bekerja untuk UNHCR.
"Kami memberikan dukungan kepada keluarga sejumlah pria Inggris yang telah ditahan di Afghanistan," kata kementerian itu, tanpa merinci berapa banyak warga negara Inggris yang ditahan dan oleh siapa.
“Para pejabat Inggris telah meningkatkan peringatan penahanan mereka dengan Taliban di setiap kesempatan, termasuk ketika sebuah delegasi melakukan perjalanan ke Kabul pekan ini.”
Delegasi Inggris yang dipimpin oleh Hugo Shorter, kepala misi Inggris untuk Afghanistan tetapi berbasis di Qatar, terbang ke Kabul untuk bertemu dengan menteri luar negeri, Amir Khan Muttaqi, awal pekan ini.
Shorter mengatakan dia telah membahas krisis kemanusiaan di Afghanistan, serta pelanggaran hak asasi manusia, dengan pejabat Taliban selama perjalanannya ke negara itu.
Pada hari Jumat, laporan media Barat mengatakan setidaknya enam warga Inggris ditahan di Afghanistan, termasuk mantan koresponden BBC Andrew North, yang dibebaskan pada hari itu juga.
Pihak berwenang Taliban tidak berkomentar ketika dihubungi oleh AFP.
Juga di antara warga negara Inggris yang ditahan adalah Peter Jouvenal, yang telah ditahan sejak awal Desember, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh teman-temannya.
Seorang jurnalis yang menjadi pengusaha, Jouvenal juga warga negara Jerman dan menikah dengan seorang perempuan Afghanistan.
Dia mungkin "ditahan karena kesalahan" saat berada di Afghanistan untuk membahas investasi di industri pertambangan negara itu, kata pernyataan itu.
"Dia ditahan tanpa dakwaan, dan tanpa kebebasan untuk menghubungi keluarga atau pengacaranya," katanya, seraya menambahkan bahwa Jouvenal telah menjadi juru kamera untuk wawancara CNN dengan mendiang pendiri Al-Qaeda, Osama bin Laden, pada 1997 di Afghanistan.
“Sebelum penangkapannya, dia bekerja secara terbuka dan sering bertemu dengan pejabat senior Taliban.”
Pada hari Jumat, Taliban membebaskan North dan jurnalis asing lainnya setelah keduanya ditahan saat bertugas untuk badan pengungsi PBB di Afghanistan. Tidak jelas kapan mereka ditahan tetapi badan tersebut mengatakan "lega" bahwa keduanya dan rekan Afghanistan mereka bebas.
Juru bicara pemerintah Taliban, Zabihullah Mujahid ,mengatakan mereka ditahan karena tidak memiliki kartu identitas dan dokumen yang sah.
Sejak mereka merebut kekuasaan pada Agustus, Taliban telah menindak perbedaan pendapat, dengan paksa membubarkan protes perempuan, menahan para pengkritik rezim dan sering memukuli wartawan Afghanistan. (AFP)
Editor : Sabar Subekti
Petugas KPK Sidak Rutan Gunakan Detektor Sinyal Ponsel
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Petugas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggelar inspeksi mendadak di...