Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 12:45 WIB | Selasa, 03 Februari 2015

Intoleransi dan Ekstremisme di Eropa Semakin Meningkat

Jumlah insiden anti-Muslim di Prancis telah meningkat sejak serangan yang terjadi di Paris beberapa waktu yang lalu dengan 128 insiden yang tercatat dalam waktu lebih dari dua minggu. (Foto: Reuters)

LATVIA, SATUHARAPAN.COM – Komisioner Senior Eropa menyatakan bahwa saat ini tingkat ekstremisme dan intoleransi semakin meningkat di 28 negara bagian yang menargetkan orang-orang Yahudi, Muslim, homoseksual bahkan perempuan.

“Ada peningkatan pada anti-Semitisme, Islamophobia dan homofobia,” kata Frans Timmermans yang merupakan wakil presiden Komisi Eropa Jean-Claude kepada anggota parlemen dari negara-negara Uni Eropa di ibu kota Latvia Riga.

“Ada orang-orang yang menantang posisi perempuan dalam masyarakat Eropa,” kata Timmermans yang sedang mengunjungi negara Baltic sehubungan dengan enam bulan rotasi presidensial Uni Eropa yang diselenggarakan di Latvia.

“Ini tidak bisa dibiarkan terjadi. Kita perlu menempatkan aturan hukum dan perhatian khusus dalam diskusi bersama dengan orang Eropa lainnya. Karena jika kami tidak melakukannya, kami bukan apa-apa.”

“Jika orang-orang Yahudi di Eropa tidak merasa seperti di rumah, maka tamatlah Eropa. Jika orang-orang Yahudi percaya bahwa masa depan mereka tidak di Eropa, maka Eropa tidak memiliki masa depan. Dan ini berlaku untuk Muslim dan kelompok minoritas lainnya. Jika orang-orang gay kembali bersembunyi di dalam lemari mereka, maka kita tidak memiliki masa depan lagi di Eropa.”

Para ekstremis Islam pada 7-9 Januari lalu menyerang majalah satir Prancis Charlie Hebdo dan toko kelontong halal Yahudi di Paris pada bulan lalu yang menewaskan 17 orang.

Dalam memperingati Hari Peringatan Holocaust pada 27 Januari lalu, Kepala Kongres Yahudi Eropa Morshe Kantor mengingatkan pekan lalu bahwa Eropa saat ini sudah dekat dengan eksodus baru penganut Yahudi yang mengatakan “jihad sangat dekat hubungannya dengan Nazisme”.

Senada dengan yang diucapkan oleh Kanselir Jerman Angela Merkel yang mengatakan bahwa penyerangan tersebut sangat memalukan bahwa orang Yahudi di Jerman menghadapi hinaan atau ancaman karena ke-Yahudi-an mereka atau membela Israel.

Jumlah insiden anti-Muslim di Prancis telah meningkat sejak serangan yang terjadi di Paris beberapa waktu yang lalu dengan 128 insiden yang tercatat dalam waktu lebih dari dua minggu, sama seperti yang tercatat menurut Lembaga Penelitian Nasional Perancis Melawan Islamophobia pada 2014.

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home