Iran Bantah Diundang Pembicaraan Haji 2017

TEHERAN, SATUHARAPAN.COM- Iran membantah menerima undangan dari Arab Saudi untuk pembicaraan menganai haji. Kedua negara menghadapi masalah terkait tidak berangkatnya jemaah Iran untuk beribadah haji.

Harian Al-Hayat, yang dikutip AFP, melaporkan pada hari Jumat bahwa Menteri Haji Arab Saudi,Mohammed Bentin, telah membuka diskusi dengan lebih dari 80 negara, termasuk Iran, untuk rencana ibadah haji tahun 2017.

"Tidak ada undangan dari Arab Saudi telah diterima oleh Organisasi Haji Iran atau kementerian luar negeri," kata kepala Organisasi Haji, Hamid Mohammadi, seperti dikutip dalam laporan media Iran, hari Senin (2/1).

Setelah undangan diterima, Iran hanya akan mengambil bagian dalam haji jika "pihak Saudi mengamankan kondisi martabat dan keamanan" bagi mereka, kata Mohammadi.

Iran melakukan semua yang bisa untuk membuka "jalan yang diblokir" untuk haji, katanya.

Ibadah haji tahunan, yang dimulai dan berakhir di kota suci Mekkah, Arab Saudi, adalah keharusan bagi semua Muslim yang mampu.  Lebih dari 1,8 juta umat Muslim mengambil bagian pada ibadah haji  tahun 2016, namun tidak ada jemaah dari Iran, untuk pertama kalinya dalam tiga dekade setelah ketegangan antara Riyadh dan Teheran memanas setelah penyerbuan mematikan pada ibadah haji tahun 2015.

Iran mengatakan sebanyak  464 jemaahnya meninggal dalam insiden desak-desakan di luar kota Mekkah.

Arab Saudi memutus semua hubungan dengan Teheran pada Januari 2016 setelah demonstran Iran membakar kedutaan dan konsulatnya, menyusul reaksi Iran atas eksekusi mati seorang ulama Syiah terkemuka.

Iran yang didominasi Muslim Syiah, dan Arab Saudi didominasi Muslim Sunni, terus menghadapi ketegangan, dan meluas menjadi  masalah regional. Yang belakangan terkait konflik di Suriah dan Yaman di mana mereka mendukung pihak yang berlawanan.

BACA JUGA: Khamenei: Saudi Tidak Pantas Kelola Situs Suci Islam

Editor : Sabar Subekti