Loading...
RELIGI
Penulis: Dewasasri M Wardani 11:03 WIB | Sabtu, 10 November 2018

Islam Jalan Tengah di Indonesia Dikagumi Dunia Internasional

Ilustrasi. Masjid Al-Falah, nama masjid milik warga Indonesia yang terletak di Berlin, yang dikelola Indonesische Weisheits und Kulturzentrum (IWKZ). Para Intelektual muda yang mengikuti study trip Goethe tersebut tiba tepat salat Jumat sehingga bisa menikmati kuliner Idonesia yang dijual untuk membiayai operasional masjid. (Foto: dw.com)

BERLIN, SATUHARAPAN.COM – Prof Dr Azyumardi Azra memenuhi undangan KBRI Berlin untuk mempromosikan Islam Nusantara kepada berbagai kalangan di Jerman pada awal pekan ini.

Sejumlah profesor Program Studi Islam dari berbagai universitas dan para imam di Jerman mengagumi perkembangan agama Islam di Indonesia. Kesan tersebut mereka ungkapkan saat berdialog. Prof Azyumardi membeberkan karakter Islam Indonesia, yang pada prinsipnya merupakan implementasi dari Islam Wasatiyah atau Islam Jalan Tengah. Dalam beberapa tahun terakhir konsep ini lebih popular dikenal sebagai "Islam Nusantara Berkemajuan”.

"Berbeda dengan beberapa kondisi di negara lain, agama sering menjadi faktor pemicu konflik. Namun di Indonesia Islam justru menjadi faktor pemersatu bangsa Indonesia," kata Prof. Azyumardi yang dilansir situs dw.com pada Sabtu (10/11).

Agama Pemersatu Bangsa

Dia mengatakan, semangat persaudaraan Islam mampu menyatukan tidak kurang dari 714 etnis yang tersebar di seluruh Indonesia. Lebih lanjut Prof Azyumardi pun menjelaskan bahwa lahirnya beberapa organisasi berbasis agama Islam, terutama Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dengan cabang-cabangnya yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, terbukti mampu menjadi perekat bangsa.

Menurutnya, pengaruh budaya lokal membuat Islam berkembang baik dan dapat diterima oleh masyarakat Indonesia secara umum. Bahkan hal tersebut juga menyebabkan penganutnya lebih taat.

"Kita bisa lihat indikasinya. Salah satu penelitian menyebutkan, persentase laki-laki Muslim yang rutin salat Jumat di Indonesia jauh lebih banyak ketimbang negara-negara Timur Tengah,” jawab Prof Azyumardi. Begitu pun pada saat bulan Ramadan. Muslim di Indonesia lebih serius menjalankan ibadah Ramadan daripada Muslim di Timur Tengah.

Kekaguman Dunia Internasional

Pertemuan selama kurang lebih tiga jam di Aula KBRI Berlin tersebut dihadiri Prof Dr Christine Schirmacher (Bonn University), Prof Dr Fritz Schulze (George – August University), Prof Dr Patric Franke (Bamberg University), Dr Roman Seidel (Humbolt University), dan Dr Harald Versen (Philipps University).

Sementara itu, pada kesempatan berbeda, kekaguman akan Islam Nusantara Berkemajuan juga diungkapkan oleh imam dan tokoh agama Islam di Berlin, Jerman.

Selama lawatan empat hari di Jerman, Prof Azyumardi juga memperkenalkan konsep Islam Nusantara Berkemajuan Indonesia kepada 26 imam dan pemimpin kelompok-kelompok agama Islam di Berlin. Para imam dan ulama tersebut berasal dari etnis dan aliran Islam yang berbeda. Ada dari Turki, India, Pakistan, Ukraina, Brunei, Malaysia, Maroko, dan Mesir. 

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home