Loading...
HAM
Penulis: Eben E. Siadari 09:15 WIB | Selasa, 19 Januari 2016

Israel Batal Tanding di Malaysia karena Dilarang Nyanyikan Lagu Kebangsaan

Yoav Omer, atlet Israel yang gagal bertanding di Malaysia karena tidak mendapatkan visa (Foto: honestreporting.com)

YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM - Organisasi olah raga layar dunia (World Sailing) mengatakan penyesalan kepada Malaysia karena tidak memperbolehkan dua atlet layar Israel bertanding di kejuaraan dunia layar yang dilangsungkan di negara itu karena tidak mendapat visa.

Organisasi internasional itu menegaskan kembali dan menunjukkan secara lebih eksplisit, peraturan tentang tidak bolehnya ada diskriminasi.

Pernyataan World Sailing muncul setelah komite eksekutifnya bersama dengan International Olympic Committee melakukan investigasi atas peristiwa tersebut dan melansir hasilnya di laman organisasi itu.

Israel dan Malaysia tidak memiliki hubungan diplomatik. Sedangkan kejuaraan dunia dimaksud dilangsungkan Desember lalu di negara itu.

Tahun lalu dalam sebuah kejuaraan di Polandia, dua atlet muda layar Israel, Yoav Omer dan Noy Drihan, masing-masing membawa pulang medali emas.  Omer menang untuk kategori remaja pria di bawah 19 tahun, Drihan meraih medali emas untuk selancar angin di bawah usia 17 dan 19.

Namun, mereka tidak dapat mempertahankan gelar mereka di Malaysia setelah pemerintah menawarkan persyaratan yang ketat agar mereka dapat memperoleh visa. Di antara persyaratan itu adalah bahwa atlet selancar Israel tidak boleh bertanding di bawah bendera Israel. Mereka juga tidak diperbolehkan mengenakan simbol yang berhubungan dengan Israel. Mereka juga tidak akan menyanyikan lagu kebangsaan Israel jika mereka memenangkan medali emas.

Persyaratan itu tidak diterima oleh Israel, dan mereka tidak berpartisipasi dalam kejuaraan.

Investigasi menemukan bahwa persyaratan yang diwajibkan oleh otoritas Malaysia melanggar konstitusi World Sailing. Pada saat yang sama, organsiasi itu juga menyalahkan  Israel, karena terlambat mendaftarkan para atletnya menyebabkan World Sailing tidak memiliki cukup waktu untuk campur tangan dan menyelesaikan masalah.

Mengingat kejadian itu, World Sailing mengatakan bahwa setiap pelanggaran terhadap kebijakan non diskriminatif akan mendapatkan sanksi termasuk: tidak akan dipilih sebagai tempat penyelenggaraan kejuaraan di masa depan; penolakan pengangkatan pejabat dari negara dimaksud di World Sailing hingga pembatalan keanggotaan.

Organisasi itu menegaskan kembali bahwa semua atlet layar berhak untuk lomba, dan berhak untuk menampilkan bendera negara, lagu kebangsaan, dan mengenakan pakaian tim nasional.

"Semua kejuaraan World Sailing melibatkan unsur representasi negara, dan di semua kompetisi, bendera negara peserta akan ditampilkan dan lagu kebangsaan pemenang dimainkan. Mereka harus ditampilkan dan dimainkan secara sama untuk semua peserta. Pihak yang tidak mampu memenuhi persyaratan ini tidak akan diberi kesempatan dan tidak akan dipilih menyelenggarakan kejuaraan World Sailing di masa mendatang," demikian salah satu bunyi hasil investigasi.

Penyelidikan menunjukkan bahwa negara-negara yang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan negara tuan rumah harus memulai proses pendaftaran cukup awal untuk membuat pengaturan yang sesuai. Selain itu, peserta harus menangani keamanan mereka sendiri.

"Tidak ada tempat untuk diskriminasi apapun dalam olahraga layar di seluruh dunia dan kewajiban dari anggota World Sailing untuk bertindak tanpa diskriminasi," kata World Sailing dalam pernyataannya.

"World Sailing akan menjatuhkan sanksi pada setiap anggota yang melanggar kewajibannya dalam soal ini."

Baca Juga:


Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home