Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 04:30 WIB | Sabtu, 19 November 2016

Jaksa Agung, Direktur CIA dan Penasihan Kemanan Trump dari Garis Keras

Senator konservatif dari Alabama, Jeff Sessions, dipilih Trump menjadi Jaksa Agung. (Foto: Ist)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, memilih senator konservatif dari Alabama, Jeff Sessions, menjadi Jaksa Agung dan anggota Kongres, Mike Pompeo, penentang kesepakatan nuklir Iran, sebagai direktur CIA.

Sementara Michael Flynn (pensiunan letnan jenderal) menjadi penasihat militer dan keamanan nasional. Ketiganya disebutkan telah menerima tawaran itu, menurut tim transisi Trump dalam pernyataan, hari Jumat (18/11).

"Saya antusias dengan visi Presiden terpilih Trump untuk 'satu Amerika, dan komitmen untuk keadilan yang sama di bawah hukum," kata Sessions, seperti dikutip AFP.

"Saya berharap bisa memenuhi tugas saya dengan dedikasi yang teguh untuk keadilan dan ketidakberpihakan,"  kata senator berusia 69 tahun. Dia salah satu pendukung Trump sejak awal.

Trump menggambarkan dalam pernyataan bahwa dia sebagai "pemikiran hukum kelas dunia" yang "sangat dikagumi oleh para sarjana hukum dan hampir semua orang yang mengenalnya."

Untuk direktur Central Intelligence Agency (CAI), Trump memilih Pompeo, seorang anggota Kongres yang terkenal dalam kontroversi atas serangan militan mematikan terhadap konsulat AS di Benghazi, Libya pada 2012.

"Dia akan menjadi pemimpin yang brilian untuk komunitas intelijen kami untuk menjamin keamanan Amerika dan sekutu kami," kata Trump.

Pria 52 tahun itu turut menulis laporan menyalahkan Hillary Clinton sebagai  Menteri Luar Negeri ketika itu, atas terjadinya serangan di mana duta besar AS dan tiga warga Amerika lainnya tewas.

Untuk penasihat keamanan nasional dipilih Flynn (57 tahun) yang akan memainkan peran kunci dalam kebijakan untuk presiden yang tidak memiliki pengalaman dalam pemerintahan atau kebijakan luar negeri.

"Saya senang bahwa Letnan Jenderal Michael Flynn akan berada di sisiku, karena kami bekerja untuk mengalahkan terorisme Islam radikal, memandu tantangan geopolitik dan menjaga Amerika aman di dalam dan di luar negeri," kata Trump.

Flynn dikenal memiliki sikap garis keras pada ekstrimisme Islam yang dia gambarkan dalam sebuah wawancara dengan New York Times bahwa sebagai ancaman eksistensial pada skala global.

Flynn sangat dihormati sebagai seorang perwira intelijen militer yang membantu jaringan gerilyawan tempur di Afghanistan dan Irak. Tapi dia meninggalkan militer setelah Presiden Barack Obama memecat dia sebagai Kepala Badan Intelijen Pertahanan pada 2014, menyusul keluhan tentang gaya kepemimpinannya.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home