Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 18:41 WIB | Kamis, 12 Mei 2016

Jelang Ramadan, BBM di Sumsel-Lampung-Jambi Aman

Ilustrasi: Seorang petugas SPBU saat melayani konsumen mengisi BBM di Jalan Abdul Muis, Jakarta Pusat. (Foto: Dok. satuharapan.com/Dedy Istanto)

PALEMBANG, SATUHARAPAN.COM – Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas), IGN Wiratmadja memastikan selama Ramadan - sejak mendekati bulan puasa hingga Hari Raya Idul Fitri 2016 - masyarakat Sumatera Selatan, Lampung, Jambi dan Bangka Belitung tidak perlu terlalu was-was terkait ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah tersebut.

Pasalnya, Kementerian ESDM di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi telah mengalokasikan pasokan BBM dengan jumlah yang cukup bahkan lebih.

“Kuota solar, kuota premium yang kita siapkan cukup berlebih, harusnya tidak ada kelangkaan kecuali ada hal-hal atau oknum-oknum yang bermain,” kata Dirjen Migas, IGN Wiratmadja di Palembang, Sumatera Selatan, hari Rabu (11/5).

Wirat yang hadir dalam acara Koordinasi dan Supervisi Sektor ESDM di Palembang ini menjelaskan, Provinsi Sumatera Selatan, realisasi penggunaan solar pada Tahun 2015 sebesar 86 persen dari 618.602 liter solar, sedangkan realisasi premium yang digunakan sebesar 87% dari 904.027 liter premium.

“Sebagian besar daerah di Sumatera Selatan penggunaan solarnya hanya 80 persen-90 persen dari kuota, kecuali Kota Lubuklinggau penggunaan solar mencapai 19.128 liter dari 17.861 liter kuota yang disediakan,” katanya.

Sementara Lematang ilir yang menggunakan 4.983 liter premium dari 3.351 liter kuota yang tersedia, dan Kabupaten Musi Rawas Utara yang realisasi premiumnya mencapai 110 persen.  Namun demikian, terdapat daerah yang realisasi penggunaan premiumnya cukup rendah dibanding daerah lain yaitu Kabupaten Musi Rawas hanya menggunakan 66 persen kuota solar yang diberikan.

“Sehingga kouta BBM yang akan di berikan pada Tahun 2016 akan berbeda, menyesuaikan dengan jumlah kebutuhan dari Sumatera Selatan,” katanya.

Menurutnya, keadaan hampir serupa juga terjadi di Propinsi Lampung. Pada tahun 2015, Lampung mendapatkan kuota solar sebesar 601.462 liter dan terpakai 522.875 liter (86 persen), kuota premium sebesar 899.990 dan terpakai 796.727 liter  (88 persen).

Sebagian besar daerah di Provinsi Lampung menggunakan 80 persen- 90 persen kuota BBM Tahun 2015. Bahkan Kabupaten Pesisir Barat, Lampung menggunakan 100% kuota solar yang disediakan dan Kabupaten Way Kanan yang menggunakan 19.952 liter solar dari 18.645 liter kuota yang disediakan.

“Namun, ada beberapa daerah yang penggunaan BBM kurang dari 70 persen dari kuota yang disediakan. Seperti Kabupaten Lampung Barat yang hanya menggunakan 61 persen kuota solar dan 65 persen kuota premium.  Kota metro yang hanya menggunakan 58 persen kuota solar, serta Kabuoaten Tulang Bawang hanya menggunakan 69 persen kuota solar,” katanya.

Tidak berbeda jauh dengan dua Provinsi sebelumnya, lanjut dia, Jambi memiliki realisasi penggunaan solar sebesar 84 persen dan premium sebesar 86 persen. Provinsi yang terdiri dari  11 (sebelas) kabupaten ini memiliki kota solar 351.895 liter dan kuota premium 494.635 liter pada Tahun 2015.

“Daerah yang cukup tinggi konsumsi solarnya adalah Kabupaten Sarolangun yaitu mencapai 27.628 liter dari 27.438 kuota yang dialokasikan. Sedangkan untuk penggunaan premium, seluruh Kabupaten di Provinsi Jambi, realisasinya tidak mencapai 100 persen,” katanya.

Menurutnya, jika Sumatera Selatan, Lampung dan Jambi realisasi BBM hampir sama, namun sedikit berbeda dengan Provinsi Bangka Belitung. Meski penggunaan solar dan premium prosentasenya sudah mendekati kuota yang diberikan, yaitu 80 persen untuk solar dan 85 persen untuk premium.

Perbedaanya terlihat dari masih digunakannya kerosene di Provinsi ini. Kerosene yang digunakan di Provinsi Bangka Belitung memang sudah tidak terlalu tinggi. Dari 18.246 liter yang disediakan hanya terpakai 62 persen atau sebanyak 11.345 liter. 

“Namun, mulai tahun depan Bangka Belitung akan mendapatkan pembagian tabung LPG sehingga pada tahun 2017 konversi minyak tanah ke gas akan merata di seluruh wilayah Indonesia. Jadi kita sediakan lebih dari yang diperlukan,” dia menegaskan. (esdm.go.id)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home