JK: Ekonomi Islam di Indonesia Jangan Beraroma Timur Tengah
JAKARTA, SATUHARPAN.COM – Ekonomi Islam atau lebih populer disebut Ekonomi Syariah di Indonesia perlu lebih berciri keanekaragaman Indonesia khususnya dengan budaya Indonesia, terutama dari segi bahasa perbankan. Perbankan syariah tidak perlu terlalu menonjolkan istilah Arab.
“Artinya kita harus membawa sistem ini lebih luas, saat ini yang pertama harus kita kenalkan adalah kita pakai bahasa umum saja dan mudah dimengerti. Artinya kita bumikan ini ke alam Nusantara, kita tidak menciptakan ekonomi Islam Timur Tengah, tetapi kita menciptakan ekonomi Islam ala Nusantara,” kata Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam Muktamar Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) III, yang berlangsung di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jl. Juanda, Jakarta, Kamis (30/4).
JK menyebut bahwa saat ini Indonesia masih terkendala dalam perkembangan teknologi untuk keuangan syariah. “Pertanyaan selalu kenapa peranan ekonomi syariah belum sebaik perbankan konvensional di negeri kita ? Memang dari kelembagaan kita nomor tiga di dunia, kenapa karena lembaga yang banyak sedangkan asetnya masih kecil,” kata JK.
JK menyebut saat ini bukan hanya institusi yang membawa ekonomi Islam, tetapi harus banyak perbankan yang mensosialisasikannya.
JK menyebut bahwa bank syariah sekarang tidak hanya lagi di negara islam. “Tetapi sekarang ada juga di London,” kata JK.
Wapres berharap akan ada perubahan dalam sistem perekonomian di Indonesia, dan jumlah penduduk Indonesia beragama Islam yang cukup masif harus berpengaruh.
“Walau penduduk kita Islam sebanyak 88 persen tetapi di bisnis tersebut yang menguasai hanya 20 persen, ini bukan hanya orang memakai keuangan syariah tetapi kita di ruangan ini harus mendukung secara langsung,” kata Wapres JK.
“Saat ini bagaimana kita membawa sistem keuangan Islam menjadi sistem keuangan yang kompetitif dan tidak perlu lagi mempergunjingkan ekonomi yang halal atau haram, dan artinya tingkat kesepakatan harus baik,” kata Wapres JK.
Editor : Eben Ezer Siadari
Tujuh Alasan Emas 18 Karat Cocok Jadi Perhiasan
JAKARTA, SATUHRAPA.COM - Perhiasan memang bukanlah kebutuhan primer bagi manusia, tapi tak ada salah...