Loading...
INDONESIA
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 12:32 WIB | Kamis, 19 Juni 2014

JK: Tidak Akan Megawati Intervensi Jaksa Agung

Jusuf Kalla dalam orasinya di hadapan Komunitas Parsadaan Halak Hita (Batak) yang memberikan dukungannya untuk Jokowi-JK di Balai Rakyat, Jalan Pemuda, Jakarta Timur, Minggu (8/6). (Foto: Diah A.R)

SURABAYA, SATUHARAPAN.COM - Calon wakil presiden nomer urut dua M Jusuf Kalla menegaskan Megawati Soekarnoputri tidak mungkin melakukan intervensi kepada penegak hukum sebagaimana yang diisukan dalam beredarnya transkrip seolah-olah isi pembicaraan telepon dengan Jaksa Agung Basrief Arief soal kasus busway.

"Ibu Megawati itu seorang negarawan hebat, tak akan melakukan itu," kata Jusuf Kalla di Surabaya, Jatim, Kamis (19/6).

Cawapres Jusuf Kalla sedang melakukan safari kampanye di wilayah Jawa Timur, NTT dan NTB.

Sebelumnya beredar pemberitaan seolah-olah transkrip rekaman pembicaraan telepon antara mantan presiden Megawati Soekarnoputri dengan Jaksa Agung Basrief Arief yang meminta tidak dilakukan pemeriksaan terhadap Gubernur DKI Jokowi terkait kasus bus 

Transjakarta.

Lebih lanjut Jusuf Kalla menjelaskan bagaimana sikap negarawan Megawati yang ditunjukkannya dalam penentuan calon presiden PDI-P tahun 2014. 

Jusuf Kalla menjelaskan orang membangun partai politik tujuannya untuk "kendaraan" mencalonkan dirinya sebagai capres.

Namun, tambah Jusuf Kalla, Megawati dengan kesadaran penuh tidak melakukan itu dan rela memilih Joko Widodo sebagai capres karena masyarakat menghendakinya.

"Karena itu saya yakin itu tak mungkin. Ibu Megawati tidak pernah mengurusi hal-hal seperti itu. Polisi harus usut tuntas ini," kata Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla justru mempertanyakan kalaupun benar ada pembicaraan telepon seperti itu dari mana keluarnya transkrip tersebut. Menurut Jusuf Kalla logikanya sangat sulit diterima akal jika ada yang bisa merekam langsung pembicaraan tersebut.

"Kalau benar ada rekaman itu, keluarnya (bocor) dari mana?. Apakah ada orang yang merekam langsung telepon itu?. Atau bocor dari aparat?. Tapi aparat dalam kepentingan apa merekam atau sadap?," kata Jusuf Kalla.

Karena itu Jusuf Kalla mendesak aparat kepolisian untuk mengusut dengan tuntas kampanye hitam seperti ini.

"Polisi harus segera usut tuntas. Ini kampanye hitam seperti ini berbahaya," kata Jusuf Kalla.

Pilpres 9 Juli diikuti pasangan Prabowo Subianto- Hatta Rajasa serta Jokowi-Jusuf Kalla. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home