Loading...
EKONOMI
Penulis: Bayu Probo 13:09 WIB | Jumat, 06 Desember 2013

Jumat, IHSG Dibuka Melemah, Rupiah Menguat

Ilustrasi. (Foto: Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (6/12) kembali bergerak melemah menjadi 4.195,84 setelah muncul proyeksi pasar bahwa pengurangan stimulus keuangan Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, akan dipercepat.

IHSG BEI dibuka turun 20,05 poin atau 0,50 persen menjadi 4.195,84. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 6,34 poin (0,91 persen) ke posisi 692,61.

“Bursa global kembali melanjutkan koreksinya, termasuk IHSG BEI seiring dengan spekulasi pasar terkait The Fed yang kemungkinan terjadi lebih cepat menyusul data ekonomi AS yang membaik,” kata analis Samuel Sekuritas, Yualdo Yudoprawiro di Jakarta, Jumat.

Ia mengemukakan Produk Domestik Bruto (PDB) AS di kuartal ketiga 2013 tumbuh 3,6 persen dibanding kuartal sebelumnya, melebihi estimasi pasar dan klaim pengangguran AS mengalami penurunan yang lebih baik.

Meski demikian, ia mengatakan IHSG berpotensi menguat setelah melemah selama tiga hari berturut-turut dan diharapkan dengan penguatan nilai tukar rupiah membawa imbas positif bagi saham-saham domestik.

“Diperkirakan indeks BEI bergerak di kisaran 4.160-4.270,” kata Yualdo.

Head of Research Valbury Asia Securities, Alfiansyah menambahkan dalam laporan survei bisnis “Beige Book” di AS, aktivitas manufaktur AS terus berkembang, belanja konsumen juga meningkat, kondisi itu memberikan petunjuk di tengah perdebatan kapan akan dimulainya pengurangan stimulus AS.

Menurut dia, makin membaiknya situasi ekonomi AS dikhawatirkan pengurangan stimulus bisa datang lebih awal.

Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 80,17 poin (0,34 persen) ke posisi 23.632,40, indeks Nikkei-225 naik 30,99 poin (0,21 persen) ke posisi 15.208,13 dan Straits Times melemah 12,15 poin (0,39 persen) ke posisi 3.112,23.

Rupiah Jumat Menguat

Nilai tukar rupiah pada Jumat pagi menguat menjadi Rp 11.905 per dolar AS menyusul kemungkinan adanya intervensi dari Bank Indonesia (BI).

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat 57 poin menjadi Rp 11.905 dibanding posisi sebelumnya (5/12) Rp 11.962 per dolar AS.

Analis pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova di Jakarta, Jumat, mengatakan rupiah melanjutkan penguatan setelah BI kemungkinan melakukan intervensi di pasar uang domestik.

“Kemungkinan BI melakukan intervensi agar nilai tukar domestik tidak tertekan terlalu dalam di tengah sentimen eksternal yang tidak pasti terutama dari Bank Sentral AS atau The Fed,” kata dia.

Menurut dia, intervensi akan terus dilakukan agar volatilitas rupiah terhadap dolar AS tidak terlalu tinggi yang membuat pelaku pasar makin khawatir.

“Menjelang Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia dan pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Amerika Serikat pada pekan depan rupiah akan cenderung bergerak mudah berubah namun kemungkinan BI akan menjaga agar tetap stabil,” kata dia.

Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menambahkan dari sisi fundamental, rupiah masih khawatir dengan potensi pengurangan stimulus Federal Reserve dalam waktu dekat pascapublikasi data produk domestik (PDB) dan klaim pengangguran AS yang membaik.

“Walaupun data ekonomi Indonesia di awal pekan menunjukkan perbaikan terlihat dari neraca perdagangan Indonesia yang surplus, namun investor masih mewaspadai sentimen eksternal terkait potensi pengurangan stimulus keuangan the Fed,” kata dia. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home