Loading...
EKONOMI
Penulis: Yan Chrisna Dwi Atmaja 18:48 WIB | Kamis, 05 Desember 2013

Rupiah Kamis Ditutup Rp. 11.976, IHSG Melemah ke 4.216 Poin

Foto: dok

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah pada Kamis sore terapresiasi tipis sebesar 16 poin menyusul intervensi dari Bank Indonesia agar volatilitas tidak tinggi.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore bergerak menguat sebesar 16 poin menjadi Rp 11.960 dibanding posisi sebelumnya (4/12) Rp 11.976 per dolar AS.

"Penguatan rupiah masih cenderung terbatas karena tren mata uang domestik itu masih dalam area pelemahan. Kemungkinan intervensi BI membuat rupiah menguat sehingga tekanan tidak berlanjut," ujar analis pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, selama belum ada kepastian dari bank sentral AS (the Fed) terkait stimulus keuangannya, mata uang rupiah akan terus mengalami volatilitas yang tinggi dengan kecenderungan tertekan.

Ia menambahkan saat ini pelaku pasar juga sedang menanti hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada pekan depan terkait acuan suku bunga (BI rate).

"Diharapkan BI rate tidak naik kembali, karena dapat mengganggu ekonomi domestik dan sistem finansial perbankan," katanya.

Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir menambahkan pelaku pasar masih khawatir dengan potensi pengurangan stimulus (tappering off) the Fed dalam waktu dekat paska publikasi data tenaga kerja AS versi "automatic data processing" (ADP) yang membaik.

"Salah satu acuan the Fed dalam mengurangi stimulus adalah data tenaga kerja," katanya.

Ia mengatkan, data ekonomi Indonesia yang menunjukan perbaikan seperti neraca perdagangan Indonesia yang surplus cenderung memudar, pelaku pasar sedang fokus mencermati sentimen eksternal terutama dari AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Kamis ini, tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp12.018 dibanding sebelumnya (4/12) di posisi Rp 11.960 per dolar AS.

IHSG

 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Kamis melanjutkan tren negatifnya atau kembali ditutup melemah ke posisi 4.216,89 poin.

IHSG BEI ditutup turun sebesar 24,41 poin atau 0,58 persen ke posisi 4.216,89. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 14,83 poin (0,69 persen) ke level 798,95.

"Dalam tiga hari terakhir ini IHSG mengalami penurun dengan nilai transaksi relatif tipis dibawah Rp4,2 triliun dipicu tren koreksi dari bursa global sehingga bursa saham domestik ikut terseret," ujar Analis Anugerah Sekurindo Indah, Bertoni Rio di Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan pelemahan bursa global itu dipengaruhi spekulasi pengurangan stimulus (tapering off) sehingga pelaku pasar cenderung keluar dari pasar saham dan mengalihkan ke aset "safe haven" seperti dolar AS.

"Diharapkan, indeks BEI mengalami penguatan secara teknikal pada besok (Jumat, 6/12), namun tetap harus mewaspadai tekanan yang terjadi pada mata uang rupiah karena trennya masih dalam area pelemahan," katanya.

Ia memproyeksikan bahwa pada pergerakan IHSG BEI Jumat (6/12), akan bergerak di kisaran harga 4.143-4.315 poin.

Head of Research Valbury Asia Securities, Alfiansyah bahwa faktor kekhawatiran "tapering off" masih menyulitkan bagi indeks BEI menguat.

Dia mengharapkan, beberapa kebijakan yang dikeluarkan pemerintah seperti mendorong 11 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) segera masuk ke pasar, apabila terjadi goncangan saat diberlakukan "tapering off" mampu meredam kekhawatiran.

Selain itu, lanjut dia, pemerintah juga akan menerapkan protokol manajemen krisis dan stabilisasi dana (bond stabilization fund).

Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 116.404 kali dengan volume mencapai 3,56 miliar lembar saham senilai Rp4,07 triliun.

Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng melemah 16,13 poin (0,07 persen) ke level 23.712,57, indeks Nikkei-225 turun 230,45 poin (1,50 persen) ke level 15.177,49 dan Straits Times melemah 36,32 poin (1,15 persen) ke posisi 3.124,38. (Ant)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home