Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 15:25 WIB | Senin, 08 Desember 2014

Kadin: Jokowi Pengaruhi Pembangunan Indonesia

Rapat pimpinan nasional Kamar Dagang dan Industri 2014 di Hotel Pullmann, Central Park podomoro City, Jakarta Barat, Senin (8/12). (Foto: Diah A.R).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Suryo Bambang Sulistio mengungkapkan bahwa dengan terpilihnya Joko Widodo sebagai Presiden ternyata membawa pengaruh terhadap struktural strategi pembangunan ekonomi di Indonesia.

“Dari perspektif dunia usaha, terdapat tiga perubahan mendasar dalam strategi pembangunan yang diketengahkan oleh pemerintah baru pimpinan Presiden Joko Widodo. Perubahan tersebut diyakini akan menciptakan perubahan struktural terhadap perekonomian Indonesia. Atas dasar itu maka Kadin perlu memberikan perhatian dengan seksama terhadap proses perubahan yang sedang berlangsung agar dapat berpartisipasi secara efektif dan efisien dalam pembangunan,” kata Suryo di Hotel Pullmann, Central Park Podomoro City, Jakarta Barat, Senin (8/12).

Menurutnya, perubahan penting yang dilakukan oleh pemerintah adalah konsep pembangunan yang dimulai dari wilayah pinggir. Konsep ini mempunyai implikasi bahwa pembangunan akan dimulai dari daerah dan untuk daerah. dukungan Kadin terhadap dunia usaha di daerah telah diwujudkan melalui Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

“Dengan adanya pendekatan baru yang diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo dalam berkomunikasi dengan Pemerintah Daerah, Kadin yakin bahwa kendala belum tercapainya integrasi peran dunia usaha dengan peran Pemerintah Daerah akan dapat diatasi.”

Kemudian, perubahan dasar yang kedua adalah konsep pembangunan berorientasi maritim. Konsep ini merupakan visi pembangunan yang menjangkau waktu jangka panjang serta kerjasama yang luas secara nasional maupun internasional. Bagi dunia usaha nasional konsep tersebut akan menjadi tantangan tersendiri sekaligus menawarkan peluang yang besar.

Sedangkan perubahan dasar yang ketiga adalah tekad pemerintah untuk melakukan swasembada pangan dalam waktu singkat. Kebijakan itu sudah dicanangkan sejak beberapa waktu yang lalu. “Kadin juga telah mendukung peningkatan produksi pangan dengan berbagai program antara lain menyelenggarakan konferensi tahunan Feed Indonesia Feed the World. Selain itu, Kadin juga mengembangkan program dukungan finansial untuk petani kecil.”

Suryo beranggapan bahwa belum tercapainya swasembada menyebabkan biaya import pangan sangat tinggi dengan implikasi negatif terhadap permasalahan moneter secara keseluruhan.

“Defisit pangan yang diatasi dengan import pada dasarnya merupakan dampak dari permasalahan umum dalam perekonomian kita, di mana pasokan tidak mampu memenuhi kebutuhan pasar yang tumbuh dengan cepat. Atas dasar itu, Kadin berharap dunia usaha secara proaktif mendukung program percepatan swasembada pangan yang digulirkan oleh pemerintah.”

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home