Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 09:58 WIB | Senin, 22 Agustus 2016

Kapal Baja Pelat Datar Pecahkan Masalah Kemaritiman

Kapal baja pelat datar hasil inovasi teknologi Adi Lingson dan Sanlaruska Fathern lulusan terbaik Universitas Indonesia. (Foto: ristekdikti.go.id)

TANGERANG, SATUHARAPAN.COM  - Transportasi perairan dan sarana nelayan dalam mencari ikan, masih menjadi permasalahan utama bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan dengan puluhan ribu pulau yang membentang dari barat ke timur. Tantangan tersebut yang harus diselesaikan dengan inovasi perkapalan yang kita kuasai. Tampaknya masalah tersebut akan mulai terselesaikan dengan hadirnya inovasi kapal baja pelat datar.

Kapal baja pelat datar merupakan hasil inovasi teknologi Adi Lingson dan Sanlaruska Fathern. Mereka adalah putra terbaik lulusan Universitas Indonesia. Salah satu inovator, Adi, saat ditemui di galangan kapal pelat datar di daerah Teluk Naga, Tangerang, Jumat (19/8), seperti dikutip dari ristekdikti.go.id, mengungkapkan kapal pelat datar itu adalah hasil teknologi dengan mengefisienkan pembuatan lambung kapal.

“Lambung kapal dibuat datar, sehingga proses pelengkungan yang biasanya memakan waktu lama bisa dipercepat dengan pelat datar ini,” kata Adi.

Dengan kapal pelat datar ini, biaya pun dapat ditekan sekitar 30 persen, dibanding membuat kapal dari bahan kayu atau bahan lainnya. Dengan inovasi teknologi itu akan membuat produksi kapal lebih cepat, sehingga daya serap dari industri perkapalan pun akan meningkat. Dari sisi bahan kapal pun sampai saat ini disokong industri baja lokal.

“Dengan lahirnya kapal pelat datar ini harapan ke depan, nelayan di Indonesia semakin mudah mendapatkan sarana melaut dengan cepat dan mudah, di sisi lain industri yang menyertainya juga akan berkembang dengan baik,” kata Adi.

Negara Poros Maritim

Menurut Ruska, ide kapal pelat datar iitu lahir dari keinginan untuk meminimalisir penggunaan kayu untuk pembuatan kapal.

“Secara tidak langsung, kami ingin membantu menjaga kelestarian hutan kita, sehingga tidak perlu banyak hutan yang ditebang, karena penggunaan kayu untuk pembuatan kapal pada umumnya. Keadaan itu yang membuat kami melakukan inovasi dengan kapal pelat datar, di mana bahan dasar baja digunakan untuk menanggulangi hal tersebut,” katanya.

Kapal pelat datar ini juga, merupakan salah satu hasil binaan Kemristekdikti melalui Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) di mana Kemristekdikti membina Perusahaan Juragan Kapal, tempat Adi dan Ruska bernaung.

“Kami sudah membina perusahaan ini hingga akhirnya dapat maju seperti sekarang sejak tahun 2012. Kami melihat apa yang dihasilkan oleh keduanya merupakan inovasi yang masih dapat dikembangkan lagi di masa depan, apalagi kami melihat keduanya potensial menjadi technopreneur,” kata Retno Sumekar, Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Kemristekdikti.

Pada galangan kapal ini juga ditemukan maket kapal datar berlambung ganda yang rencana ke depannya akan dibuat menjadi kapal puskemas. Keduanya pun berharap kemaritiman Indonesia dan beberapa masalah transportasi air dapat terpecahkan dengan adanya kapal pelat datar.

“Kami ingin Indonesia menjadi negara poros maritim dunia. Bayangkan bila kapal pelat datar ini semakin banyak dan tersebar di seluruh Indonesia. Indonesia akan sangat mudah mencapai cita-citanya menjadi negara poros maritim,” kata keduanya. 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home