Loading...
BUDAYA
Penulis: Ignatius Dwiana 12:45 WIB | Sabtu, 01 Maret 2014

Karya Seni Ada Uang di Balik Tabu

Karya Seni Ada Uang di Balik Tabu
Instalasi Babi. (Foto-foto: Ignatius Dwiana)
Karya Seni Ada Uang di Balik Tabu
Pengunjung pameran.
Karya Seni Ada Uang di Balik Tabu
Tanpa Efek karya Fachriza Jayadimansyah.
Karya Seni Ada Uang di Balik Tabu
Naluri Dasar karya Tjipto.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Uang dalam penggunaan yang tepat tidak ada masalah. Tetapi saat uang dituhankan dan bekerjasama dengan syahwat maka akan muncul konsukuensi moral. Entah syahwat manusiawi, syahwat material, syahwat kekuasaaan, syahwat seksual atau syahwat-syahwat yang lain.

Uang adalah perantara yang aktif dan tidak netral secara moral. Uang adalah hukum bagi dirinya yang mampu membangkitkan pengabdian ketika menjadi alat tukar. Ketika banyak untuk digunakan dalam tindakan sosial maka bisa menjadi terapi membebaskan dari tirani uang. Uang mendapatkan stigma negatif sebagai dampak dari sisi gelapnya.

Tabu terkait dengan uang ketika uang yang dituhankan ini bekerjasama atas kehendak syahwatnya yang liar dengan tidak terkendali. Bergerak meruntuhkan tembok-tembok moral yang membentengi kesucian. Uang menyelinap dan bercokol di balik tabu dan mempertontonkan dayanya. Hal inilah yang menjadi gagasan pameran seni rupa Kelompok 12PAS bertema ‘Ada Uang di Balik Tabu’  di Galeri Cipta II Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta pada Selasa (18/2) hingga Jum’at (28/2).

Kelompok perupa yang sudah berkiprah sejak 2005 ini mengangkat tema ini terkait maraknya isu dan berita korupsi dan manipulasi hampir satu dekade belakangan ini di pelbagai media. Uang telah disalahgunakan di hampir semua lembaga negara. Masyarakat pun akhirnya menikmati peristiwa dan berita itu dengan amarah, kesinisan, caci maki, dan dendam. Penuh dengan pemikiran untuk menghakimi, termasuk pula seniman.

Kelompok 12PAS bereaksi dengan mengkomunikasikan renungan-renungan tentang dinamika itu. Simbol-simbol visual dan kode-kode estetik menjadi alat untuk menyampaikannya dan sebagai stimulan proses mencipta. Tujuannya memaparkan tentang realita, situasi, dan kondisi martabat kemanusiaan  yang sedang tergradasi.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home