Loading...
BUDAYA
Penulis: Ignatius Dwiana 07:44 WIB | Sabtu, 08 Februari 2014

Exiled to Nowhere: Pameran Fotografi tentang Rohingnya

Exiled to Nowhere: Pameran Fotografi tentang Rohingnya
Foto ini mengisahkankan laki-laki yang dipukuli dalam kerja paksa sehingga satu matanya buta. Dia meninggalkan Burma pada pertengahan 1990 dan merupakan satu di antara 300 ribu pengungsi Rohingya tanpa dokumen yang tinggal di selatan Bangladesh. (Foto-foto: Ignatius Dwiana)
Exiled to Nowhere: Pameran Fotografi tentang Rohingnya
Foto ini mengisahkankan nasib ratusan ribu etnis Rohingya yang meninggalkan Burma menuju Bangladesh akibat perlakuan kejam yang mereka alami. Di Bangladesh mereka tidak memperoleh bantuan kemanusiaan. Sekitar 250 ribu pengungsi Rohingya hidup dalam kondisi menyedihkan di Bangladesh, seperti halnya perempuan dan anaknya ini.
Exiled to Nowhere: Pameran Fotografi tentang Rohingnya
Suasana di pameran fotografi.
Exiled to Nowhere: Pameran Fotografi tentang Rohingnya
Pengunjung pameran.
Exiled to Nowhere: Pameran Fotografi tentang Rohingnya
Penandatanganan buku oleh Greg Constantine.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Fotografer dan penulis buku ‘Exiled to Nowhere’ Greg Constantine menampilkan 37 karya fotografinya tentang minoritas Rohingya di Burma dalam pameran foto bertema  ‘Exiled to Nowhere,Burma’s Rohingya’ (Terbuang tanpa Kewarganegaraan: Rohingya Burma) di Galeri Cemara 6 Jakarta.

Rohingya merupakan kelompok minoritas Muslim di Burma. Kelompok ini dianggap sebagai salah satu kelompok yang paling dipersekusi di dunia. Pemerintah Burma melucuti status warga negara mereka pada 1982 dan sejak itu mereka tanpa warga negara. Berpuluh tahun mereka diabaikan, hak-hak dasar mereka ditolak, dan sejumlah pelanggaran hak asasi atas mereka memaksa mereka mengungsi dari Burma ke Bangladesh dan negara lain di ASEAN.  Serangan kekerasan atas Rohingya di negara bagian Rakhine Burma pada 2012 lalu telah menghancurkan mereka. Lebih dari 100 ribu orang Rohingya harus mengungsi. Banyak kelompok pegiat hak asasi menyebutnya sebagai pembersihan etnis dan kejahatan terhadap kemanusiaan. 

Greg Constantine telah menghabiskan waktu selama delapan tahun untuk mendokumentasikan nasib Rohingya sebagai bagian dari proyek jangka panjang bertajuk ‘Nowhere People’.  Nowhere People merupakan proyek panjangnya untuk mendokumentasikan masyarakat tanpa warga warga negara di seluruh dunia. Dia mulai memotret masyarakat tanpa warga negara di sejumlah negara. Di antaranya di Bangladesh, Burma, Nepal, Malaysia, Sri Lanka, Kenya, Pantai Gading, Republik Dominika, Ukraina, Kuwait, dan Lebanon.

Pameran di Jakarta ini merupakan bagian dari rangkaian pameran internasional proyek ‘Nowhere People’. Pameran ini diadakan untuk menyoroti perjuangan masyarakat tanpa warga negara di seluruh dunia. Pameran serupa telah lebih dahulu diselenggarakan di London, Canberra, Museum Peringatan Holocaust AS di Washington DC, dan Parlemen Eropa di Brussels.

Buku ‘Exiled to Nowhere,Burma’s Rohingya’ dinobatkan Independent on Sunday Inggris dan majalah PDN Amerika Serikat sebagai buku foto terkemuka pada 2012. Bukunya masuk di antara finalis Photo Book Asia Award 2013.

Sejumlah penghargaan telah diraih Greg Constantine. Di antaranya Pictures of the Year International, NPPA Best of Photojournalism, the Human Rights Press Award di Hong Kong, the Society of Publishers in Asia, Days Japan, dan the Harry Chapin Media Award for Photojournalism. Dia salah satu pemenang Osborne Eliot Prize for Journalism in Asia, meraih Amnesty International Media Award for Journalism di Inggris, dan terpilih dalam pameran bersama ‘Moving Walls 19’ yang diselenggarakan Open Society Institute.

Pameran ini diselenggarakan atas kerjasama dengan National Endowment for Democracy, Jesuit Refugee Service Indonesia, SUAKA, dan Galeri Cemara 6. Pameran fotografi ini dapat disaksikan pada Kamis (6/2) hingga Minggu (16/2) di Galeri Cemara 6 Jakarta.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home