Loading...
FOTO
Penulis: Francisca Christy Rosana 19:05 WIB | Kamis, 09 Oktober 2014

Karya Seni di Balik Aksi Demo Hong Kong

Karya Seni di Balik Aksi Demo Hong Kong
Sebuah gambar dari payung yang dibuat dari pita kuning diletakkan di tanah dekat kantor pemerintah pusat dengan tulisan, "Kita tidak bisa hidup tanpa nominasi sipil." (Foto-foto: cnn.com)
Karya Seni di Balik Aksi Demo Hong Kong
Patung kayu dibuat oleh seorang mahasiswa pascasarjana seni yang menyebut dirinya "Milk".
Karya Seni di Balik Aksi Demo Hong Kong
Sketsa dan pesan menutupi dinding tangga di distrik Admiralty Hong Kong.
Karya Seni di Balik Aksi Demo Hong Kong
Sepasang suami-istri berjalan melewati sebuah spanduk seorang pria yang membawa payung kuning sebagai lambang protes.
Karya Seni di Balik Aksi Demo Hong Kong
Sebuah pesan yang ditulis menggunakan pita kuning di atas aspal.

HONG KONG, SATUHARAPAN.COM – Hampir dua pekan menduduki jalan utama di dekat kantor pemerintahan di Hong Kong, para demonstran prodemokrasi telah mengubah wilayah tersebut menjadi galeri karya seni politik.

Rabu (8/10) malam, para demonstran prodemokrasi mendorong patung kayu berbentuk manusia yang sedang membawa payung kuning di Distrik Admiralty Hong Kong.

Pematung (22) yang menyebut dirinya "Milk" belum memberi judul pada ciptaannya tersebut, tetapi orang yang lewat dengan cepat memberi julukan manekin itu dengan sebutan “Umbrella Man​​”.

“Ini merupakan curahan bakat kreatif,” ujar Douglas Young, seorang desainer sekaligus pengusaha ternama di Hong Kong.

“Mengapa kita tidak melihat ini sebelumnya?” tanya Young.

Seniman dengan julukan Milk ini mengatakan kepada CNN bahwa karya tersebut terinspirasi oleh para pengunjuk rasa yang memegang payung untuk melindungi diri dari serangan gas air mata polisis.

Sebagian besar gambar lain yang ditampilkan di sini juga riff pada payung dan pita kuning, dua simbol dari gerakan protes.

Sebelumnya, karya seni lainnya juga dimunculkan dalam aksi protes tersebut. Kurang dari 48 jam, demonstran membuat sebuah monumen dunia berbentuk payung dari atas bundaran sebelah gedung DPRD. Sejak saat itu, jalan-jalan dan trotoar telah ditempeli dengan gambar karakter kartun yang membawa payung, disertai slogan-slogan yang menyerukan demokrasi, kebebasan, dan keadilan.

Josephine Lau, guru seni di Hong Kong mengatakan bahwa demonstran menggunakan media yang berbeda untuk mengekspresikan apa yang sedang.

Sementara itu, Timothy Sun remaja berusia 17 tahun merancang poster dengan slogan "GOV YU NO LISTEN TO US?" di aspal.

"Saya ingin menggunakan cara saya untuk menunjukkan suara saya kepada publik," kata remaja itu.

Di sisi lain, ribuan pesan dan gambar yang ditulis dalam banyak bahasa oleh orang-orang yang melewati kawasan tersebut terlihat melapisi tangga dan membentang di sepanjang dinding salah satu bangunan kantor pemerintahan di Admiralty. (cnn.com)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home