Loading...
INDONESIA
Penulis: Francisca Christy Rosana 10:57 WIB | Jumat, 25 September 2015

Ke Rotterdam, Ahok Ajak Pelindo Bentuk Port of Jakarta

Kunjungan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ke Rotterdam, Belanda. (Foto: ahok.org)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah menyelesaikan kunjungannya ke Rotterdam, Belanda. Kunjungan ke Negeri Bunga Tulip itu dilakukan selama empat hari, yakni sejak Minggu (20/9) hingga Rabu (23/9). Gubernur asal Belitung Timur itu mengatakan bertemu dengan Pelindo II dan Pelindo III di Belanda.

“Kemarin kami rencanakan gabung dengan Pak R.J Lino (Direktur Utama Pelindo II, Red) bagaimana kalau digabung. Kalau di Rotterdam ada Port of Rotterdam, kenapa Jakarta nggak dinamain Port of Jakarta,” ujar Ahok di Balai Kota DKI, Jumat (25/9).

Ahok berharap lima pulau hasil reklamasi, yakni Pulau M yang dibangun oleh Pembangunan Jaya,  N oleh Pelindo, dan O, P, Q yang dibangun Pemerintah Provinsi DKI akan menjadi Port of Jakarta. Dari hasil perbincangannya, R.J Lino menyetujui proyek reklamasi yang dibangun DKI digabung dengan lahan reklamasi Pulau N yang menjadi tanggung jawabnya.

Kendati tak dapat sama seperti Port of Rotterdam, Port of Jakarta diharapkan mampu menjadi denyut pintu gerbang Asia di jalur maritim.

“Kalau kerja sama, Port of Rotterdam juga punya saham di dalam sini, kita bisa lebih efisien. Kota Rotterdam sudah pengalaman. Misalnya soal reklamasi, soal pelabuhan. Reklamasi Belanda itu sujah sejak tahun 1.400,” kata Ahok.

“Terus dia membuat pertahanan, ada giant sea wall-nya segala macam, dia kan menghadapi laut utara yang ganas. Dan wilayahnya boleh dikatakan hampir semuanya ada di bawah permukaan laut,” Ahok menambahkan.

Sejatinya, kondisi Belanda zaman daulu diakui Ahok lebih parah daripada di Jakarta. Dulu, di Belanda terdapat teluk. Ia mengatakan, banyak orang meninggal bila ombak besar menerjang. Kemudian, Belada membuat tanggul National Capital Integrated Coastal Development (NCICD).

Setelah ditutup tanggul, ujar Ahok, kondisi Belanda membaik. Air menjadi tawar dan burung-burung di Afrika yang tak pernah ada menjadi hidup di sana.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home