Kedua Kali, Mohamad Taufik Jadi Saksi Sanusi di KPK

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali memeriksa Mohamad Taufik, Ketua Badan Legislasi DPRD Provinsi DKI Jakarta, sebagai saksi untuk adik kandungnya, Mohamad Sanusi.

Mohamad Sanusi adalah Anggota Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta yang menjadi salah satu tersangka kasus suap dalam pembahasan dua Raperda Reklamasi di Teluk Jakarta.

"Mohamad Taufik dan beberapa orang lainnya hari ini kembali diperiksa sebagai saksi untuk Mohamad Sanusi, penyidik antara lain membutuhkan keterangan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing," ujar Yuyuk Andriati Iskak, pelaksana harian Kabiro Humas KPK, melalui pesan pendek kepada satuharapan.com, hari Senin (18/4), di Jakarta.

Selain Mohamad Taufik, KPK juga mengagendakan pemeriksaan terhadap lima orang lainnya sebagai saksi untuk Mohamad Sanusi, yakni Dameria Hutagalung, Kasubag Raperda DPRD DKI Jakarta, Nono Sampono, Anggota DPD RI Periode 2014-2019, Merry Hotma, Wakil Ketua Baleg DPRD DKI Jakarta, Riki Sudani, Ajudan Mohamad Taufik, Trinanda Prihantoro, karyawan PT Agung Podomoro Land (PT APL).

Berdasarkan hasil pemeriksaan dan gelar perkara yang dilakukan, penyidik KPK menemukan bukti permulaan yang cukup untuk menetapkan Mohamad Sanusi, Ariesman Widjaja, Presiden Direktur PT APL, dan Trinanda Prihantoro, sebagai tersangka.

Penetapan ketiganya sebagai tersangka bermula dari kegiatan operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK pada hari Kamis (31/3) sekitar pukul 19.30 WIB terhadap Mohamad Sanusi dan Gerri sebagai perantara suap di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan, setelah menerima uang dari Trinanda. Dari lokasi kejadian, KPK berhasil mengamankan barang bukti berupa uang tunai Rp 1 miliar dan Rp 140 juta dalam pecahan Rp 100.000.

Selain penangkapan terhadap Mohamad Sanusi dan Gerri, KPK juga mengamankan Trinanda di kantornya di kawasan Jakarta Barat dan Berlian di rumahnya di kawasan Rawamangun, Jakarta Timur.

Editor : Sotyati