Loading...
FOTO
Penulis: Sabar Subekti 21:21 WIB | Kamis, 01 Oktober 2015

Kehidupan Masyarakat di Sekitar Danau Sentani

Kehidupan Masyarakat di Sekitar Danau Sentani
Anak-anak Papua bermain di Danau Sentani. Hal biasa bagi mereka melompat ke danau dan berenang, seperti pada anak-anak ini ketika diambil gambarnya awal September lalu. (Foto-foto: satuharapan.com / Sabar Subekti)
Kehidupan Masyarakat di Sekitar Danau Sentani
Rumah penduduk di pualau kecil di tengah Danau Sentani.
Kehidupan Masyarakat di Sekitar Danau Sentani
Sebagian penduduk di sekitar Danau Sentani membangun rumah panggung di atas air.
Kehidupan Masyarakat di Sekitar Danau Sentani
Burung air menjadi pemandangan di sekitar danau yang menggoda untuk diambil gambarnya.
Kehidupan Masyarakat di Sekitar Danau Sentani
Monumen Mac. Arthur, jejak tentara Amerika Serikat dalam Perang Dunia II melawan Jepang di Pasifik.
Kehidupan Masyarakat di Sekitar Danau Sentani
Pesawat udara terbang di atas danau akan mendarat di bandar udara Sentani, telihat di bawah dari lokasi Monumen Mac. Arthur.
Kehidupan Masyarakat di Sekitar Danau Sentani
Demam batu akik juga melanda Papua. Sebuah pasar digelar setiap hari untuk menawarkan keindahan batu-batu mulia dari Papua.
Kehidupan Masyarakat di Sekitar Danau Sentani
Jasa pemotongan, mengasah dan menggosok batu juga tumbuh di tengah demam batu akik.
Kehidupan Masyarakat di Sekitar Danau Sentani
Seorang nelayan menangkap ikan dengan jaring di tepian Danau Sentani.

SENTANI, SATUHARAPAN.COM – Kota Sentani, merupakan salah satu gerbang udara Papua, dan bandar udara di sini merupakan yang tersibuk di Papua maupun Papua Barat. Apalagi untuk benyak daerah di Papua, jalur udara merupakan akses penting, bahkan satu-satunya.

Singgah di kota Sentani memberikan peluang untuk menikmati pemandangan dan suasana kota di bawah naungan Pegunungan Cycloops yang menjulan di latar belakang dan di sisi lain terbentang Danau Sentani yang indah.

Di salah satu bagian dari Danau Sentani, pengunjung bisa berperahu menikmati pemandangan dan melihat kampung-kampung dengan rumah berada di tepi danau, dan kegiatan masyarakat menangkap ikan.

Di bagian lain, tidak jauh dari kota Sentani, berada di perbukitan tedapat Monumen Mac. Arthur, lokasi di mana Jenderal Amerika Serikat pada Perang Dunia II, menjadikan kawasan tersebut sebagai salah satu pusat komando ketika melawan tentara Jepang di wilayah Pasifik.

Dari kawasan ini, bisa dilihat pemandangan yang luas pada kota Sentani, Bandar Udara Sentani, dan Danau Sentani.

Di kota ini, orang-orang juga terkena demam batu akik, namun kebanyakan pembeli adalah orang-orang yang singgah di kota ini. Terutama mereka tertarik pada batu asal pegunungan Cycloops, yaitu ‘’lumut Cycloops’’ yang berwarna hijau lumut atau ‘’Red Pasific’’ yang berwarna merah lembut.

Kebanyakan pedagang adalah warga setempat, termasuk ibu-ibu. Dan batu yang ditawarkan umumnya masih berupa bahan mentah. Namun para penual jasa mengasah dan menggosok batu juga tersedia.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home