Loading...
RELIGI
Penulis: Dewasasri M Wardani 16:03 WIB | Kamis, 10 September 2015

Kemarau Panjang, Menag Imbau Umat Islam Salat Minta Hujan

Sholat istisqa telah dilaksanakan hari Kamis (10/9) ini yang bertempat di halaman Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Banjarmasin. (Foto: bimasislam.kemenag.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Untuk menyikapi musim kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan di berbagai daerah, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, telah membuat imbauan massal agar umat Islam melaksanakan salat istisqa (meminta diturunkannya hujan) oleh Allah swt.

Menyikapi atas imbaun tersebut, di berbagai daerah yang diinisiasi oleh Kanwil Kementerian Agama provinsi mengajak kepada seluruh elemen umat Islam setempat untuk melaksanakan salat istisqa.

Seperti disampaikan oleh Kepala Bidang Urais dan Pembinaan Syariah Kanwil Kemenag Provinsi Kalimantan Selatan, HM. Sawiti, menyampaikan kepada bimasislam, bahwa salat istisqa telah dilaksanakan hari Kamis (10/9) ini, yang bertempat di halaman Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Banjarmasin.

“Pelaksanaan salat istisqa, alhamdulillah berjalan dengan baik, tertib dan lancar. Di luar dugaan, ternyata antusiasme masyarakat mengikuti salat ini cukup besar, yang hadir kira-kira sebanyak 15.000 jemaah”, katanya dengan semangat.

Lebih lanjut Sawiti mengungkapkan, jemaah yang hadir terdiri dari Keluarga besar Kementerian Agama, unsur Muspida Kalsel, jajaran Polda Kalsel, Danrem 101 Antasari, Danlanal, Komandan Pangkalan TNI-AL (Danlanal), Komandan Pangkalan TNI-AU (Danlanud), Kejaksaan, Dewan Masjid Indonesia, DPRD Kalsel, Ormas Islam, Pondok Pesantren, Siswa/siswi Mts dan MA, dan unsur umat Islam Kalsel.

Sebagaimana diketahui, salat istisqa merupakan salah satu cara umat Islam untuk memohon kepada Allah menurunkan hujan, sebagaimana yang pernah diajarkan oleh Rasulullah. Beberapa hal yang perlu dilakukan dlam salat istisqa adalah:

Pertama, tiga hari sebelum salat Istisqa dilaksanakan, terlebih dahulu seorang pemimpin seperti ulama, aparat pemerintah atau lainnya menyerukan, kepada masyarakat agar berpuasa dan bertobat meninggalkan segala bentuk kemaksiatan serta kembali beribadah, menghentikan perbuatan yang zalim, dan mengusahakan perdamaian bila terdapat konflik.

Kedua, pada hari pelaksanaan, seluruh penduduk diperintahkan untuk berkumpul (bahkan membawa binatang ternak) di tempat yang telah dipersiapkan, untuk salat istisqa (tanah lapang). Penduduk sebaiknya memakai pakaian yang sederhana, tidak berhias dan tidak pula memakai wewangian.

Salat istisqa, dilaksanakan dengan dua rakaat, diikuti dengan khotbah dua kali oleh seorang khatib. Khotbah salat istisqa memiliki ketentuan tersendiri antara lain: Khatib disunahkan memakai selendang, pada khotbah pertama hendaknya membaca istighfar 9 kali sedangkan pada khotbah kedua tujuh kali. Khotbah berisi anjuran untuk beristighfar (memohon ampun), dan merendahkan diri kepada Allah, serta berkeyakinan permintaan akan dikabulkan oleh-Nya.

Pada khotbah ke-dua khatib berpaling ke arah kiblat (membelakangi makmum) dan berdo'a bersama-sama, Saat berdoa hendaknya mengangkat tangan tinggi-tinggi. (bimasislam.kemenag.go.id)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home