Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 06:20 WIB | Sabtu, 04 Juni 2022

“Kemenangan Akan Jadi Milik Kami,” Ukraina pada 100 Hari Invasi Rusia

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, berbicara selama konferensi pers bersama dengan presiden Polandia, Lithuania, dan Estonia dan Latvia, setelah pembicaraan mereka di Kiev, pada 13 April 2022. (Foto: dok. AFP)

KIEV, SATUHARAPAN.COM-Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan pada hari Jumat (3/6) bahwa militer negaranya akan menangkis invasi Rusia, dalam sebuah video yang menandai 100 hari serangan habis-habisan Moskow terhadap tetangganya yang  pro demokrasi.

“Kemenangan akan menjadi milik kami,” kata Zelenskyy dalam video tersebut.

Hal itu termasuk Perdana Menteri Denys Shmyhal dan penasihat presiden Mykhaylo Podolyak, mengingat pesan dadakan yang mereka posting di luar gedung pemerintah pada awal perang, bersumpah untuk tetap di negara itu.

Pada hari ke-100 invasi Rusia, pertempuran berkecamuk di timur, di mana pasukan Moskow memperketat cengkeraman mereka di wilayah Donbas Ukraina.

Kiev sebelumnya telah mengumumkan bahwa Moskow menguasai seperlima wilayah Ukraina, termasuk Krimea dan sebagian Donbas yang direbut pada tahun 2014.

Wali kota Kiev, ibu kota, mengatakan pada hari Jumat bahwa Ukraina “tidak ingin perang 100 hari lagi” dan menyerukan “tekanan terhadap rezim Putin” yang berkelanjutan, mengacu pada Presiden Rusia, Vladimir Putin.

“Ya, kami membutuhkan senjata agar kami dapat mempertahankan nilai-nilai bersama kita. Tetapi kita harus mengobarkan perang terhadap ekonomi Rusia sehingga Rusia akhirnya akan meninggalkan Ukraina dengan damai,” katanya. “Kita harus secara ekonomi mengisolasi Rusia dari dunia.”

Kementerian luar negeri Ukraina mengeluarkan pernyataan dalam bahasa Inggris yang mengatakan bantuan internasional untuk negara itu adalah "investasi terbaik dalam perdamaian dan pembangunan berkelanjutan bagi seluruh umat manusia."

Kementerian juga menyerukan pengadilan khusus untuk menyelidiki kejahatan perang di negara itu, dengan mengatakan, "Penjahat Rusia harus dibawa ke hadapan Tibunal dengan cara yang sama seperti yang dilakukan terhadap pimpinan Nazi Jerman."

Perdana Menteri Shmyhal sebelumnya mengatakan perang mendorong negaranya lebih dekat ke Eropa sementara Rusia bergerak menuju "isolasi dari negara maju." (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home