Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 16:41 WIB | Rabu, 01 Maret 2017

Kemendag Tingkatkan Ekspor Produk Sulawesi Selatan

Ilustrasi. Direktur Pengembangan Bisnis Bulog, Imam Subowo (kedua kiri) dan Kepala Bulog Sub Divisi Regional Gorontalo, Sjamsudin (kanan) berbincang bersama warga pemilik Rumah Pangan Kita (RPK) di Kota Gorontalo, Gorontalo, Rabu (1/3). Bulog menargetkan pengadaan 50.000 RPK di seluruh Indonesia untuk untuk mendekatkan komoditi pangan kepada masyarakat dan memangkas rantai distribusi. (Foto: Antara/Adiwinata Solihin)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Kementerian Perdagangan (Kemendag) makin agresif berupaya mendorong peningkatan ekspor, khususnya produk-produk unggulan Provinsi Sulawesi Selatan.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Arlinda, mengatakan sinergi implementatif dilakukan antara pemerintah pusat dan daerah, perwakilan Indonesia di luar negeri serta pelaku usaha Provinsi Sulawesi Selatan.

“Melalui forum ini, Kemendag akan menyinergikan suplai komoditas unggulan Provinsi Sulawesi Selatan dengan permintaan pasar dunia yang dimiliki oleh para perwakilan perdagangan berupa informasi pasar yang komprehensif dan perkembangan terkini, khususnya di negara akreditasi masing-masing perwakilan,” kata Arlinda di Jakarta, hari Senin (27/2).

Arlinda mengatakan, sinergi seperti ini diharapkan mampu mencapai target ekspor nonmigas nasional sebesar USD 138,7 miliar atau naik 5,63 persen dari perolehan tahun lalu.

Pertemuan diselenggarakan Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional bersama Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dengan mengusung tema “Forum Implementasi Pengembangan Pasar Ekspor Produk/Komoditas Unggulan Sulawesi Selatan di Pasar Dunia” digelar di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat lalu (24/2).

Sulawesi Selatan merupakan salah satu provinsi yang memiliki potensi ekspor yang besar. Pada tahun 2015, Sulawesi Selatan menyumbang 1,07 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia dan menduduki peringkat ke-16 nasional. Tetapi, ekspor provinsi ini menurun di tahun 2016 seiring dengan menurunnya harga komoditas di pasar internasional.

Namun demikian, neraca perdagangan nonmigas Provinsi Sulawesi Selatan masih menunjukkan surplus USD 424 juta di tahun 2016.

Menurut Arlinda, sumber kekayaan alam Sulawesi Selatan yang berorientasi ekspor didominasi produk tanaman pangan, perikanan, dan perkebunan.

“Komoditas ini memiliki potensi yang harus terus dikembangkan, mengingat komoditas pangan adalah salah satu isu global yang strategis. Di sisi lain, ekspor komoditas ini sangat rentan karena harganya fluktuatif,” katanya.

Ada sekitar 54 negara tujuan ekspor produk-produk Sulawesi Selatan dan yang menjadi tujuan ekspor utama antara lain ke Jepang, Amerika Serikat, Tiongkok, Malaysia, dan Vietnam.

Untuk mencapai target ekspor yang telah digariskan pemerintah, Kemendag tengah melakukan reposisi terhadap tugas perwakilan perdagangan di luar negeri.

Pejabat perwakilan luar negeri terdiri dari Atase Perdagangan, Konsul Dagang, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI), dan Indonesia Trade Promotion Center (ITPC).

“Pejabat perwakilan bukan hanya sebagai government agent, tetapi juga menjadi business agent,” katanya.

Tugas pejabat perwakilan antara lain menjadi anggota tim perundingan bilateral Indonesia dengan negara akreditasi, marketing agent sebagai penghubung seller-buyer, merekomendasikan pengembangan produk dari merk-merk tertentu, serta memberikan rekomendasi skema trade financing yang efisien.

Dalam reposisi ini, ditegaskan Arlinda, perwakilan perdagangan harus mencermati perkembangan perdagangan negara akreditasi serta melihat potensi yang dapat dimanfaatkan Indonesia sebagai peluang dalam meningkatkan ekspor Indonesia ke negara akreditasi.

Setiap perwakilan perdagangan di luar negeri akan diberikan target ekspor yang harus dicapai dalam tahun 2017 guna mengejar target peningkatan ekspor nasional sebesar 5,63 persen.

Forum ini menjadi pertemuan penting bagi para pelaku bisnis/eksportir di Sulsel. Diharapkan mereka dapat memanfaatkan secara optimal kehadiran perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri untuk mengetahui berbagai aspek perdagangan dan peluang ekspor.

“Pelaku bisnis dapat menyerap informasi mengenai peluang komoditas produk Sulawesi Selatan di negara akreditasi perwakilan perdagangan. Sebaliknya pejabat perwakilan luar negeri juga melakukan pertemuan atau kunjungan langsung ke perusahaan sebagai modal untuk mempromosikan produk/komoditas unggulan Provinsi Sulawesi Selatan di pasar internasional,” kata Arlinda. (PR)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home