Loading...
DUNIA
Penulis: Sotyati 11:09 WIB | Senin, 25 Agustus 2014

Korban Luka Berat Gaza Dirawat di Jerman

Korban serangan Israel ke Gaza tiba di rumah sakit dfi Jerman untuk menjalani perawatan atas prakarsa Palmed. (Foto: palmedeurope.eu)

WESTERFREDE, SATUHARAPAN.COM - Tiga warga Palestina yang menderita luka berat karena serangan Israel ke jalur Gaza diterbangkan ke Jerman. Kondisi dua perempuan dan seorang anak itu kini dalam keadaan stabil.

Kedua perempuan yang berusia 24 dan 50 tahun, serta seorang anak berusia 9 tahun dari Jalur Gaza tiba di rumah sakit Ammerland di Kota Westerfrede pada Kamis (21/8) sore. Kedatangan pasien itu disambut oleh Ashraf Dada, dokter yang menjadi Ketua Palmed-Jerman.

Anak perempuan itu adalah pasien termuda asal Gaza yang saat ini dirawat di Jerman, demikian keterangan organisasi dokter Jerman-Palestina, Palmed. Ketiga korban menderita luka berat akibat serangan udara Israel.

Ketiga korban diberangkatkan dari Jalur Gaza empat hari lalu melalui Kairo, Mesir. Korban-korban itu kemudian diterbangkan ke München dan akhirnya dibawa ke rumah sakit Ammerland, kata pemimpin rumah sakit Muneer Deeb kepada kantor berita DPA.

Seorang perempuan dan anak kecil itu menderita luka berat di perut, sementara korban lain menderita patah tulang di beberapa bagian tubuh. Pasien yang berusia 50 tahun itu juga menderita trauma karena menyaksikan suami dan tiga anak lelakinya tewas dalam serangan bom Israel.

Hambatan Birokrasi dan Logistik

Saat ini, kondisi pasien dalam keadaan stabil. "Tapi kami belum punya hasil diagnosa lengkap, sebab kondisi di sana pertempuran," kata Muneer Deeb, yang juga salah seorang pendiri Palmed.

Ia menerangkan sangat tidak mudah membawa korban dari Rafah, Palestina, sampai ke Jerman, karena hambatan birokrasi. Pasien tidak punya dokumen perjalanan sehingga menghadapi banyak kesulitan. Selain itu, diperlukan logistik yang memadai mengangkut pasien yang menderita luka berat.

Muneer Deeb berharap, ada lebih banyak korban luka berat dari Palestina yang bisa dirawat di Jerman. Ahli bedah asal Palestina berusia 46 tahun itu berasal dari Gaza dan datang ke Jerman pada usia 18.

Palmed adalah organisasi dokter dan praktisi kesehatan asal Palestina yang bekerja di Eropa. Organisasi itu antara lain mengirim relawan dan obat-obatan dari Eropa untuk membantu para korban di Jalur Gaza. (DPA/palmedeurope.eu)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home