Loading...
INDONESIA
Penulis: Bayu Probo 15:54 WIB | Kamis, 01 Mei 2014

KSPI Klaim Buruh Dukung Prabowo

Said Iqbal, ketua KSPI saat mengisi acara dalam dialog kebangsaan di istora Senayan (21/10/13). (Foto: Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menegaskan dukungannya kepada bakal calon presiden Prabowo Subianto untuk melenggang menjadi RI-1. Mereka juga mengatakan buruh kemungkinan besar mengusung Prabowo sebagai calon presiden.

“Selama Prabowo bersedia menandatangani kontrak politik dengan kami, maka akan kami dukung,” kata Presiden KSPI Said Iqbal di Jakarta, Kamis (1/5).

Kendati demikian, dia mengatakan dukungan kepada politisi senior Partai Gerindra itu tidak serta merta diberikan.

“Kami sebenarnya membuka kontak politik kepada capres lain. Tapi baru Prabowo saja yang menanggapi dengan baik,” kata dia.

Lebih lanjut Said mengatakan pihaknya telah memberi penawaran kontrak politik dengan sejumlah bakal capres seperti Joko Widodo dan Aburizal Bakrie (ARB). “Namun hanya Prabowo yang mau menyepakati kontrak politik terkait sepuluh tuntutan buruh Indonesia,” katanya.

Dia mengatakan jika Prabowo berhasil meraih RI-1 dan kemudian mengkhianati kontrak politik itu maka pihak KSPI dan banyak buruh akan melakukan kampanye anti-Prabowo dan akan menghukum mantan petinggi militer itu secara sosial.

“Itu kita sebut kontrak sosial, jika dia melanggar maka harus dihukum secara sosial,” katanya.

Dia juga menegaskan kenetralan organisasi buruh. “Kami tetap akan independen meski melakukan kontak dengan parpol. Politik juga menjadi alat kami dalam berjuang sebagaimana kami melakukan aksi unjuk rasa untuk memperjuangkan hak kami,” katanya.

Buruh Kemungkinan Usung Prabowo sebagai Capres

Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan buruh dan seluruh elemennya di Indonesia kemungkinan besar akan mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2014.

“Sampai saat ini hanya Prabowo Subianto yang bersedia untuk melakukan kontrak politik dengan buruh, capres lain sudah kami minta tapi belum ada konfirmasi sampai hari ini,” kata Said Iqbal di Jakarta, Kamis, setelah melakukan orasi di depan Istana Merdeka dalam aksi unjuk rasa Hari Buruh 2014.

Ia menambahkan jika tetap tidak ada jawaban dari capres lain yang telah dihubunginya yakni Joko Widodo, Aburizal Bakrie, Mahfud M.D. dan sejumlah capres lain maka kemungkinan besar pihaknya akan mendukung Prabowo sebagai capres buruh.

Menurut Said, Prabowo telah memberikan respons yang baik dan bersedia melakukan kontrak politik untuk 10 tuntutan buruh yang dilayangkannya.

“Kontrak politik ini yang kami minta agar ditandatangani oleh capres untuk dukungan kami kepada mereka,” katanya.

Namun jika ternyata Prabowo nantinya ingkar janji dan tidak bersedia memenuhi kontrak politik atas 10 tuntutan buruh pihaknya siap menjatuhkan sanksi sosial yang berat termasuk salah satunya melakukan mogok nasional jilid 3.

Sebanyak 10 tuntutan buruh yang disampaikan dalam kontrak politik yakni naikkan upah minimum 2015 sebesar 30 persen, hapus kebijakan penangguhan upah minimum, jalankan jaminan pensiun wajib bagi buruh pada Juli 2015, jalankan jaminan kesehatan seluruh rakyat dan menggratiskan untuk buruh dengan cara cabut Permenkes 69/2013 tentang tarif, ganti INA CBG`s dengan Fee for Service, audit BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

Selanjutnya mereka menuntut penghapusan sistem outsourcing, khususnya outsourcing di BUMN dan pengangkatan sebagai pekerja tetap, sahkan UU PRT dan revisi UU Perlindungan TKI nomor 39 Tahun 2004 serta RUU Perawat, cabut UU Ormas ganti dengan RUU Perkumpulan, pegawai dan guru honorer menjadi PNS, serta subsidi Rp 1 juta perorang perbulan dari APBN untuk guru honorer dan seluruh pekerja honorer.

Tuntutan lain yakni alokasikan APBN untuk program transportasi publik gratis dan pendidikan gratis hingga perguruan tinggi serta sediakan perumahan murah buruh dan rakyat, dan program penguatan peran serikat pekerja. (Ant)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home