Loading...
INSPIRASI
Penulis: Endang Hoyaranda 00:00 WIB | Senin, 10 Maret 2014

Kuasa Kata

Foto: istimewa

SATUHARAPAN.COM – Anda  pernah lihat salah satu reality show populer di Amerika Serikat—yang akhirnya dilarang penayangannya—Extreme Makeovers? Produser program tayangan ini menyulap rumah sampai penampilan  fisik orang melalui bedah plastik. Di akhir episode, subjek akan dipertontonkan kepada keluarga dan teman untuk melihat reaksi mereka yang  kemudian terpesona dan tercengang atas perubahan yang dihasilkan.

Suatu saat terjadi kecelakaan: seorang wanita yang akan ikut dalam program ”penyulapan” fisik melalui bedah plastik untuk memperbaiki giginya yang bengkok dan matanya yang kendor, ternyata gagal dibedah karena secara medis terlalu sulit. Padahal semua persiapan telah dilakukan, termasuk rekaman pernyataan dari  kakak perempuannya yang akan ditayangkan, yang menggambarkan betapa buruk kondisi wanita tersebut di mata kakaknya. Efek dramatis kata-kata itu diharapkan semakin menjadi daya tarik pada tayangan akhir.  Apa lacur, pembedahan dibatalkan. Si Adik yang gagal dibedah—mendengar pernyataan kakaknya yang menyakitkan itu—begitu sedih atas kata-kata itu sehingga bunuh diri.

Seorang penggemar Justin Bieber belum lama ini juga bunuh diri karena ketika pada suatu acara pagelaran—sebagai fan ia mendekat kepada Justin—Justin justru menghardiknya dengan kata-kata yang tidak pantas, yang merendahkannya.

Betapa berkuasanya kata! Kakak dari wanita tadi maupun Justin Bieber terlambat menyadari bahwa saat kata terlontar, tak ada cara apa pun yang bisa menariknya kembali.

Frank Lloyd Wright, seorang arsitek terkenal, menggambarkan kenyataan tersebut dalam kalimat: ”Saya sangat mendukung upaya apa pun agar senjata berbahaya tidak jatuh ke tangan orang bodoh. Mari kita mulai dengan mesin ketik.”

Ketika kata-kata kita sudah terkirim melalui email, sms, bbm, obrolan di kantin, sekali ia terlontarkan, tak akan pernah dapat dihapuskan. Baik kata-kata yang manis, maupun yang buruk: kata akan abadi. Bayangkanlah dampak dari kata kata Anda yang baik, yang menyemangati orang, bagaimana ia akan menular kepada banyak orang. Ketimbang mengabadikan kata beracun, mari kita abadikan kata penuh kasih.

Karena itu, sebelum mengeluarkan kata apa pun, pikirkanlah. Apakah ia benar adanya? Apakah ada gunanya? Apakah menginspirasi? Apakah penting untuk dikatakan? Apakah menghasilkan kebaikan? Pikirkanlah semua itu sebelum melontarkannya.

Editor: ymindrasmoro

Email: inspirasi@satuharapan.com


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home