Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 10:04 WIB | Senin, 24 Agustus 2015

Laki-laki Ini Sedih Gagal Selamatkan Kakaknya Korban Bom Nagasaki

Yoshitoshi Fukahori. (Foto: japantimes.co.jp)

NAGASAKI, SATUHARAPAN.COM -  Yoshitoshi Fukahori (86) masih trauma karena  gagal  menyelamatkan kakaknya, Chizuko, setelah bom atom menghancurkan kota Nagasaki pada 9 Agustus, 1945.

"Peristiwa itu (ledakan bom Atom Nagasaki) masih tetap di kepala (ingatan) saya," kata Fukahori, seperti diberitakan japantimes.co.jp, Minggu (23/8).

Fukahori menceritakan Chizuko yang berusia dua tahun lebih tua dari Fukahori, kala itu berada di rumah seorang kerabat di distrik Urakami ketika bom meledak. Meskipun mereka berdua berada 3,5 km dari pusat ledakan, Fukahori juga terkena radiasi saat bekerja di kantor karena ia diberi tugas memobilisasi siswa di sekolah pemerintah.

Mendengar cerita menakutkan dari orang-orang yang terluka melarikan diri Urakami,  Fukahori meyakini tidak mungkin untuk kembali ke rumahnya hari itu. Hari berikutnya, Fukahori berhasil membawa benda-benda tersisa  dari rumah kerabat, ia sedih karena diberi kabar  bahwa Chizuko meninggal dunia, mencengkeram balok reruntuhan bangunan.  

Tiga hari setelah pemboman, Fukahori mengkremasi jenazah kakaknya di atas tumpukan kayu.

Dekat rumah kerabat, Fukahori merasa takut melihat banyak  jenazah tertumpuk di sungai. Dekat pusat ledakan ia melihat, banyak jenazah terpanggang bersatu dengan arang.

Setelah perang, Fukahori bekerja sebagai pegawai di sebuah rumah sakit di Nagasaki. Dia juga telah berbicara dengan banyak siswa yang mengunjungi Nagasaki tentang pengalamannya sebagai korban bom atom.

Pada tahun 1979, ia mulai mengumpulkan dan menganalisis foto yang terkait dengan bom atom di Nagasaki, Fukahori dibantu  Yayasan untuk Promosi Perdamaian, yang dia dirikan pada 1979.

"Saya ingin meninggalkan foto sebanyak mungkin untuk generasi mendatang demi mereka yang meninggal dalam pemboman itu," kata Fukahori.

Dia menambahkan bahwa koleksi foto akan memberikan bukti nyata ada bahaya nuklir mengancam. Fukahori menyuarakan ketidaksetujuan terhadap tenaga nuklir Jepang dengan melihat peristiwa Fukushima pada 2011.

"Meskipun kami terus tinggal di dekat episentrum ledakan bom atom di Nagasaki, itu akan menjadi penting bagi setiap orang untuk bertindak dengan pengetahuan yang benar radioaktivitas," kata Fukahori. (japantimes.co.jp)

Ikuti berita kami di Facebook


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home