Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 12:18 WIB | Sabtu, 19 Desember 2015

Lampu Natal Tunjukkan Jomblo Jalan Dapatkan Jodoh

Lampu Natal Tunjukkan Jomblo Jalan Dapatkan Jodoh
Chad Koosman (kanan) dan istrinya, Ange Koosman bersama putri mereka (Foto: usatoday.com)
Lampu Natal Tunjukkan Jomblo Jalan Dapatkan Jodoh
Chad Koosman menghiasi desa tempat ia tinggal dengan lampu-lampu Natal dan sumbangan dari pengunjung ia salurkan kepada Bala Keselamatan (Foto: usatoday.com)
Lampu Natal Tunjukkan Jomblo Jalan Dapatkan Jodoh
Lampu-lampu Natal menghiasai desa Willmar yang lima tahun lalu menjadi jalan bagi Chad untuk menemukan jodohnya. (Foto: usatoday.com)
Lampu Natal Tunjukkan Jomblo Jalan Dapatkan Jodoh
Desa Willmar menjadi indah dipasangi lampu Natal oleh Chad. Itu juga yang memukau Angie, yang kemudian jatuh cinta padanya (Foto: usatoday.com)
Lampu Natal Tunjukkan Jomblo Jalan Dapatkan Jodoh
Lampu-lampu Natal menghiasi desa Willmar, menjadi atraksi yang mendatangkan pengunjung, termasuk mendatangkan Angie, yang kemudian jatuh cinta pada Chad Koosman si Jomblo (Foto: usatoday.com)

WILLMAR, MINNESOTA, SATUHARAPAN.COM - Chad Koosman nyaris putus asa. Entah kemana lagi jomblo ini harus mencari jodoh.

Tetapi waktunya tiba jua. Ia menghias desa tempat ia tinggal dengan ribuan lampu Natal untuk kegiatan amal. Dan siapa nyana, lampu-lampu itu memukau seorang perempuan yang juga jomblo. Mereka bertemu, jatuh cinta dan kini hidup menjadi sepasang suami-istri.

"Aku tidak tahu kemana aku akan menemukan istri, ternyata lampu-lampu Natal itu yang mencarikannya," Chad tertawa, mengenang kejadian lima tahun lalu itu.

Chad ketika itu berusia 29 tahun dan menjadi cemas dengan statusnya yang tetap menjomblo dari Desember demi Desember.

"Aku bercanda kepada ibuku, bahwa satu-satunya yang aku inginkan dari Natal adalah kekasih," kata dia, sebagaimana dikisahkan oleh usatoday.com.

Chad lalu membuat sebuah proyek. Ia menghiasi desa Willmar tempat ia tinggal dengan lebih dari 100.000 lampu Natal. Ia meletakkan sebuah ketel berwarna merah di pintu masuk desa tempat orang untuk menjatuhkan uang donasi.  Ia berhasil mengumpulkan lebih dari US$ 42.000 dari sumbangan pengunjung, yang kemudian ia salurkan ke Bala Keselamatan.

Di antara pengunjung dan penyumbang itu adalah Angie, yang datang bersama orang tuanya untuk melihat lampu-lampu itu.

"Aku tidak tahu mau kemana," kenang Angie, yang sekarang sudah menjadi istri Chad dan dikaruniai putri yang kini berusia 19 bulan.

Ketika itu Angie juga jomblo kelas berat. "Aku selalu mengatakan aku tidak akan pernah menikah, aku tidak akan pernah memiliki anak, aku akan menjadi Miss Independent dalam seluruh hidupku," tutur dia.

"Semua itu berubah ketika aku pergi ke Willmar."

Chad dan Angie bertemu ketika itu. Setahun setelah pertemuan pertama, Chad  melamar Angie, juga di bawah terang lampu-lampu Natal.

"Itu adalah bagian dari caraku mengatakan 'Aku Mau,' aku mengatakan 'Aku mau' juga kepada lampu-lampu Natal," kata Angie.

Tahun ini pasangan ini memasang sekitar 450.000 lampu Natal di Willmar dengan dibantu oleh keluarga dan teman.

Jika dibentangkan dari ujung ke ujung, tali dan kabel akan menutupi sekitar 50 mil. Acara ini dipadukan dengan bunyi musik dan pohon Natal setinggi 50 kaki.

Dari acara tahun lalu mereka mengumpulkan dana US$ 135.000.

Sejak menyelenggarakan pertunjukan lampu Natal tahun 2008, Chad telah menyalurkan US$ 400.000 sumbangan kepada Bala Keselamatan.
Sebagian besar berasal dari ketel berwarna merah di dekat pintu masuk tadi.


"Dia memiliki semacam hati yang menakjubkan, rela memberi kepada siapa pun yang yang membutuhkan bantuan," kata Angie tentang suaminya. Itu bagian dari apa yang menurut dia menarik dari Chad.

Sementara itu, Chad menganggap ia mewarisi spirit memberi itu dari kedua orang tuanya dan iman Kristennya. Ketika duduk di  kelas 8, dia rajin membersihkan jalanan dengan imbalan dibelikan mainan. Chad mengumpulkan 50 mainan dan menyumbangkannya ke Bala Keselamatan.

Menurut Chad, dengan lampu-lampu Natal itu ia mengharapkan dapat membuat dunia lebih baik. Dan kini ada banyak pasangan yang terlibat dalam proyek lampu-lampu Natalnya.

"Kami ingin membuat lampu-lampu ini memiliki makna khusus juga kepada orang lain karena lampu-lampu itu telah memberi sesuatu yang khusus kepada kami," kata Chad.

Dan tahun ini, Chad memiliki alasan lain untuk merayakan Natal, karena mereka mengharapkan kelahiran anak kedua pada bulan Mei nanti.

"Aku mencoba untuk merayakan terang Yesus Kristus, yang telah memberkatiku dengan menerangi duniaku," kata dia.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home